Bahagia itu sederhana, tiga kata tersebut  serupa kalimat yang sangat ampuh yang terucap dari Pak Margono, seorang  pengusaha kuliner asal Nanggulan, Kulon Progo yang berhasil memberikan lapangan pekerjaan pada masyarakat disekitarnya.
Awal mengenal sosok ayah tiga anak ini yakni ketika beliau memintaku untuk memberikan bimbingan belajar untuk putrinya. Dalam kesehariannya beliau seperti layaknya seorang pada umumnya namun dibalik itu ia memiliki pandangan hidup kedepan yang sistematis plus langkah-langkah untuk mencapainya yang realistis.
Pak Margono membuka usaha lebih dari 10tahun yang lalu, beliau berkisah bagaimana awal ia merintis menjadi seorang pengusaha. Usaha yang kali ini ia geluti sebenarnya bukan usaha yang pertama kali ia bidangi, pertama ia bergerak dibidang mebeler.
Usaha mebeler yang waktu itu tengah mulai bagus, seketika jatuh sejatuh-jatuhnya gegara pesanan seorang asing yang ingkar janji. Kerajaan bisnis yang hampir menuju puncak saat itu menyisakan pedih yang amat sangat, modal amblas plus hutang usaha yang nominalnya tak bisa dianggap sedikit.
Sempurna kepedihan beliau, penipuan tersebut terjadi beberapa hari sebelum pernikahan beliau. Pantang bagi beliau menundukan kepala, menyerah pada keadaan. Ia tetap melaksanakan pernikahan dengan gadis pujaannya. Ia menghadapi hal itu sendirian layaknya seorang samurai, jangankan mengeluh, bercerita pada orang tua, kerabat maupun sahabat pun tak ia lakukan. Ia lebih khawatir ketika orang lain ikut merasakan kepedihan yang ia rasakan.
Badai pasti berlalu, Allah akan menolong hambanya diwaktu-waktu terakhir. Itu lah yang tampaknya beliau pegangi. Benar. Kehidupan sederhana dijalani bersama istri diawal pernikahan, sambil membangun kembali usaha. Kali ini ia beralih dari dunia mebeler berubah drastis menuju dunia  kuliner. Satu hal yang ia lakukan, mau belajar, berdoa dan bekerja keras.
Atas karunia Allah, hanya dalam 5 tahun dari seorang karyawan saat itu ia mampu membeli mesin produksi, tahun berikutnya ia mampu terlepas dari lilitan hutang yang sangat amat besar, dan bisa ditebak, tahun-tahun berikutnya usahanya kian hari kian membesar, bahkan yang dulunya dikerjakan sendiri, dijual sendiri, kini ia mampu memberi pekerjaan pada masyarakat sekitar.
Di saat banyak orang mengeluh akan bobroknya negeri ini, atas kemiskinan dan pengangguran yang semakin meningkat, ia malah berhasil memberikan penyambung hidup bagi banyak orang.
Jujur, saat kompasiana mengajak para bloger menuliskan tentang sosok wirausahawan yang memberikan dampak positif dan serba serbinya, saya langsung inget Pak Margono, seorang pengusaha yang memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat. Penghargaan Danamon Entrepreneur Award sangat layak untuk beliau menurut saya. Anda juga bisa menominasikan orang-orang inspiratif disekitar anda atau malah anda sendiri juga bergelut dibidang wirausaha hingga banyak menebar dampak positif ke https://www.danamonawards.org/Â
Akhirnya, Pak Margono memang meminta saya untuk mengajari putrinya, namun sebenarnya saya yang sedang belajar darinya bagaimana hidup, bagaimana menjalankan bisnis,belajar bagaimana menebar manfaat untuk orang lain, belajar bagaimana menjadi sosok ayah yang mencintai anaknya sepenuh hati.
Dwi Marfuji
Sahabat kompasianermu,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H