Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Kutulis Untukmu (Kata yang Tak Sempat Terucap)

13 Februari 2017   15:09 Diperbarui: 13 Februari 2017   15:16 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal pertama, ku sampaikan hal yang sering terlupakan yakni pemurnian niat menikah sebelum lain-lainnnya. Menmurnikan niat menikah bukanlah perkara yang patut dipandang mudah, namun juga tidak lantas sebaliknya. Sebagian para lajang terkadang kesulitan memposisikan niat secara tepat, padahal ini sesuatu yang sangat penting untuk diketahui sebelum melangkah pada jenjang pernikahan.

Menikah sebagaimana satu dari sekian fase penting dalam kehidupan seorang anak manusia, selain lahir dan mati tentunya, mempelajari titik mula dalam hal ini niat menikah menjadi sesuatu yang tak kalah penting dari persiapan lain-lainnya seperti persipan materi, mental dan  spritual, berikut ini riset sederhana, buah hasil membaca dan ngobrol-ngobrol dengan kerabat, sahabat  sanak saudara dan kenalan yang sebagian tertulis diatas, obrolan serupa fragmen, serupa puzzle yang saya otak-atik hingga mungkin sedikit bisa terbaca, O ya, meski belum bertemu calon ibunya dari anak-anak kelak, tetap didalamnya sebagian ilmu dari mereka yang sudah-sudah telah merasakan duduk dipelaminan, 2 penguat niat menikah yang paling sering dijawab ialah

Mengubah keadaan

Siapa yang memiliki kemampuan mengetahui apa yang terjadi diwaktu yang akan datang, tak seorang pun yang sehat menyanggah dan absolut mampu memastikan apa yang terjadi dimasa mendatang, perubahan seperti sesuatu yang imajiner, ia hanya bisa diprakiraan tidak bisa dipastikan, dia akan bisa dilihat ketika sudah dicoba, tak bisa dipastikan, digaransi bahkan satu jam setelahnya ,lebih extream lagi jangankan satu jam sedetik pun tidak. Waktu dan perubahan pun sudah pasti ada yang mengatur, meski demikian tetap harus ada usaha untuk melangkah kehal-hal yang mampu menolak kehadiran jodoh dengan paras yang menawan, harta berlimpah, memiliki kedudukan, berasal dari keluarga baik-baik sekaligus taat beragama. Sebagian besar sepakat dengan hal tersebut, kurang satu atau dua dari beberapa itu tidak menjadi masalah kecuali poin terakhir, taat beragama tidak bisa tidak, ini faktor utama penentu keberlanjutan, kebahagiaan dan keberkahan sebuah pernikahan.

Pernikahan sepertihalnya menaiki sebuah kapal, ada tujuan dan ada usaha untuk mencapainya, penumpang mematuhi aturan dengan tidak melakukan segala hal yang membahayakan bagi diri sendiri juga orang lain, nahkoda pun demikian untuk mencapai tujuan tepat waktu ia harus selalu melihat peta dan menaati semua aturan main saat di atas laut, bagaimana mungkin akan sampai bila para penumpang saling berebut melubangi kapal?bagaimana mungkin kapal akan mencapai tujuan bila nahkoda tak membaca peta, sekaligus tak sesuai dalam mematuhi aturan, itulah sedikit perumpamaan akan arti pentingnya ketaatan pada Allah, Tuhan semesta alam.

Fobia telat nikah

Laki-laki sedikit tidak menghiraukan akan kalimat itu diusia awal kepala tiga, namun berbeda dengan perempuan, bahkan perempuan di beberapa daerah usia 25 belum memiliki pasangan sudah dibilang telat menikah. Padahal yang sebenarnya tidak ada kata terlambat, semua akan diberikan ketika sudah waktunya. Hanya saja memang jodoh itu merupakan takdir ikhtiar sehingga jangan menyalahkan keluarga, sahabat, tetangga atau bahkan sampai kronis menyalahkan takdir, menyalahkan Allah, mengapa tidak disegerakan, dalam hal dipertemukan jodoh. Perluas pergaulan, persahabatan hingga tidak membeda-bedakannya, selalu berfikir positif dan menghindari hal-hal yang menjadikan diri terperosok dihadapan orang lain bisa jadi merupakan pilihan-pilihan terbaik yang bisa diupayakan. Pembahasan tersebut memang banyak tersedia didunia maya, digoogling namun selalu tetap kembalikan pada pilihan hati, kesesuaian hati tak bisa bohong.

 Rezeki, Jodoh dan ajal memang sudah dituliskan, namun tetap harus dijemput seperti halnya seorang anak yang menginginkan buah jambu, ia berdiri tepat dibawah buah jambu menanti buah yang jatuh, begitulah penggambaran sederhana orang yang berpangku tangan menunggu jodoh, bisa jadi buah bagus, namun bisa jadi sebalinya, paling beruntung ialah yang memanjat sendiri langsung dan memilih buah terbaik, inilah seorang yang brilian, menyempurnakan usaha terbaik yang bisa dilakukan, seyogyanya semua orang memilih yang ini pastilah tak akan menjumpai kebahagiaan yang utuh, sedikit celah kekecewaan, bila ada tentunya tidak akan terlalu kecewa bila salah pilih.

Saat Kau dilamarnya

Saat Kau dilamarnya

Hari terasa begitu sejuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun