Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Puluhan, Ratusan bahkan Ribuan Buku pun Tak Sebanding dengan Seorang Guru

26 November 2016   09:41 Diperbarui: 26 November 2016   10:07 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari guru baru saja berlalu. Seorang teman bertanya siapakah guru favoritku, sesaat aku terdiam, hampir semua guru mengena, mereka semua telah membimbing dan membawakan cahaya terang bagiku, namun tiba-tiba saja ku teringat seorang guru yang sudah lama sekali aku tak jumpa, ialah Bu Kam, guru SD ku dikelas 2 dan kelas 5, dibandingkan guru-guru yang lain beliaulah yang paling sulit terdengar kabarnya. Begitupun teman-temanku satu SD, tak satu pun kutemukan yang mengetahui bagaimana kabar beliau semenjak pindah tugas. 

Awal perjumpaan yakni saat kami masuk hari pertama setelah libur kenaikan kelas, saat itu kami sedang membaca-baca buku yang disediakan banyak oleh sekolah, kami tak menyangka akan diajar olehnya. Suatu kebahagiaan menjadi salah satu siswa yang duduk dikelas dimana beliau mengajar. Kini, walau telah lebih dari separuh usia, masih teringat jelas wajah teduh dan bersahabat yang selalu menghiasi perjumpaan dengannya. Waktu itu, hampir setiap hari mendengarkan dan belajar banyak hal darinya tanpa rasa lelah apalagi bosan. Hari-hari berjalan terasa terlampau singkat, terkadang aku dan beberapa teman berkunjung ketempat kos beliau untuk sekedar bertanya PR dan beberapa pelajaran yang belum begitu kami pahami. Seingatku rumah beliau jauh sehingga beliau kos di dekat SD. Hal itu menjadikan semakin menambah kebahagian bagi kami.

Perjuangan beliau meskipun sebagai guru baru namun dalam mengajar tak perlu dipertanyakan lagi. Beliau memandang semua murid memiliki potensi besar, dalam mengajar pun sangat santun, bahkan tak pernah kami dengar beliau bersuara tinggi atau terlihat marah, pun demikian ia tetap tegas bila ada murid yang malas, bagi yang belum menyelesaikan PR dipersilakan mengerjakan PR diluar kelas, bahkan aku sendiri pun pernah, itu semua mebentuk kedisiplinaan kami, karakter kami. Sehari-hari beliau selalu membantu saat ada murid yang kesulitan belajar, setiap murid benar-benar merasa menjadi yang paling diperhatikan, sampai-sampai hampir semua murid mengalami peningkatan prestasi. Ada lagi yang teringat tentang beliau, yakni selalu datang tepat waktu dan mengajarkan murid-muridnya untuk menghargai waktu, beliau bahkan membawa jam weker kecil yang selalu ditaruh diatas meja. 

Waktu itu aku sering memperhatikan model-model jam yang dibawa beliau, warna-warni, sungguh menarik, namu ku bertanya-tanya dalam hati mengapa beliau tak mengenakan jam tangan saja, apakah beliau sengaja biar murid-muridnya juga bisa melihat tanpa harus sungkan bertanya, sehingga murid-muridnya memperhatikan jam untuk belajar menghargai waktu. Entahlah apapun yang beliau lakukan banyak yang bisa kami petik dalam menghargai waktu. 

Hari ini kusempatkan membuka-buka social media barang kali bisa kutemukan informasi beliau. Bila bertemu beliau, banyak sekali yang ingin kutanyakan sekaligus ingin kuceritakan pada beliau dan tak lupa ingin ku ucapkan terimakasih padanya, tanpa beliau ku tak akan sampai dititik ini.

Meskipun tanggal  25 November itu kemarin, hari guru telah berlalu namun tak berarti hari penghargaan untuknya juga berlalu, tanpa jasanya tak yakin hari ini akan seindah hari ini, bagiku setiap hari adalah penghargaan untuknya. Beliau sepenuh hati dalam mengajar, beliau tak pernah menayakan apa yang akan didapat dari negeri ini, namun beliau selalu memberikan sesuatu yang terbaik untuk kemajuan negeri ini. Seorang guru tak akan pernah sebanding dengan puluhan, ratusan bahkan ribuan buku pun. Teriring doa, mudah-mudahan beliau selalu dikaruniai Allah kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun