Mohon tunggu...
Dwi M
Dwi M Mohon Tunggu... Programmer - Trader, Expert Advisor coder, Blogger. Mantan Pramuka. Mantan Pecinta Alam.

Kunci utama untuk mengurangi kesalahan di masa datang, adalah dengan mempelajari sejarah di masa lalu!

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pramuka Siaga Kok Disebut Perindukan? Memangnya Hewan?

23 Oktober 2021   14:00 Diperbarui: 23 Oktober 2021   14:05 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cub Scout Games. Sumber: newhanover.aminus3.com

Entah kenapa ya. Beberapa hari ini saya  jadi sering menulis kisah-kisah yang saya alami di masa lalu ? Apakah ini memang kodrat orang yang sudah menua ya ? Sukanya menggali memori dari masa muda jaman dulu ?.

Ada motivator yang bilang, "Ciri-ciri orang muda selalu berpikir dan menulis untuk masa depan. Ciri-ciri orang tua, selalu berpikir dan menulis untuk masa lalu". Berarti saya memang tua ya. Ok baiklah bila demikian. 

Kali ini saya ingin bercerita sepotong kisah di jaman saya berkelana di dunia Pramuka puluhan tahun lalu. Ini adalah masa ketika saya baru kuliah dan bergabung di sebuah racana pandega. Namanya Racana Kalpavriksha di kampus UI, Depok. Suatu waktu saya diajak kakak-kakak senior untuk menemui salah seorang Majelis Pembimbing Gugusdepan kami yang sudah sepuh di rumah beliau. 

Nama pembina ini sudah sangat dikenal di dunia Pramuka, beliau adalah kak Husein Mutahar. Saya sudah tahu nama ini, ketika sekolah di SD saya menghapal bahwa pencipta lagu Syukur adalah HS Mutahar. Inilah beliau, yang menjadi salah satu Mabigus kami sekarang.

Kak HS Mutahar. Sumber: jatim.tribunnews.com
Kak HS Mutahar. Sumber: jatim.tribunnews.com

Walaupun saya kuliah di Fakultas Teknik, tapi semasa kecil dulu suka sekali membaca buku-buku yang dimiliki ayah tentang profil Presiden Soekarno. Nah, kak HS Mutahar ini saya baca pernah menjadi protokol Istana Negara. Pernah jadi duta besar di Vatikan. Dan juga beliaulah yang menciptakan Formasi 17, Formasi 8 dan Formasi 45 untuk Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Dan malam ini saya baru tahu juga bahwa beliau juga adalah sesepuh yang sangat dihormati di dunia Kepramukaan.

Kakak senior saya, kak Bambang, bertanya kepada kak Mutahar. "Kak, ini kami datang untuk memohon kak Mutahar menjadi pembicara dalam acara Pramuka di UI. Nama acaranya Arena Kalpavriksha. Semoga kakak berkenan datang dan bicara di depan pandega-pandega yang hadir nanti".

Janji seorang Cub Scout. Sumber: cubscoutpack649.weebly.com
Janji seorang Cub Scout. Sumber: cubscoutpack649.weebly.com

"Waduh, aku bicara apa ya nanti ?", kak Mutahar tersenyum sambil memikirkan rencana seminarnya. "Aku bicara tentang Pramuka di masa lalu ya, ketika puluhan organisasi Kepanduan melebur menjadi Gerakan Pramuka. Tentang Penegak di jaman dulu". Maka kak Mutahar mulai mendetilkan beberapa point-point yang akan menjadi pembahasan nanti di seminar.

Aku yang terhitung junior di antara kakak-kakak Pandega yang hadir, hanya bisa mendengarkan kisah sejarah yang dijabarkan oleh kak Mutahar, salah satu pelaku sejarah itu sendiri. 

Ceritanya menarik. Jadi memang dulu itu organisasi kepanduan ada banyak sekali di Indonesia. Karena saking banyaknya, timbul semacam persaingan-persaingan di antara Kepanduan. Persaingan ini jadi tidak sehat. Kalau ada satu regu Penggalang berkemah di wilayah suatu kepanduan lain, harus hati-hati. Malam hari bisa-bisa regu yang berkemah itu disergap tiba-tiba, dan kacu (slayer) mereka direbut Kepanduan lain. Penggalang yang kacunya direbut harus rela jadi babu atau pembantu rumah tangga di perkemahan itu selama sehari. Si pemenang enak-enak dilayani oleh kepanduan lain yang masak, membuat minuman, dan lain-lain. Karena Kepanduan saling bersaing, dan tidak mau menyatu, akhirnya Presiden Soekarno melebur semua Kepanduan jadi satu.

Cub Scout Games. Sumber: newhanover.aminus3.com
Cub Scout Games. Sumber: newhanover.aminus3.com

Entah, apakah karena terbawa suasana, atau terlalu menghayati cerita sejarah kak Mutahar, tiba-tiba aku nyeletuk. "Kak Mutahar, aku mau tanya donk. Kok di Pramuka Siaga namanya pakai Perindukan ? Kenapa harus induk ? Kayak hewan deh, kak ?".

Aku merasa beberapa kakak Pandega putri melotot ke arahku. Mungkin pikirnya, ini ada anak baru, ngomongnya nggak pake rem. Ngegas banget di depan tokoh yang sudah sepuh.

Aku yang dipelototi pura-pura tidak melihat. Ah, bodo amatlah., pikirku. Paling besok Sabtu aku diomeli satu racana di sanggar Pusgiwa.

Kak Mutahar terdiam sejenak dan menatapku. "Memang begitu sejak diciptakan Lord Baden Powell. Di Inggris itu, anak-anak Siaga kegiatannya memakai konsep buku cerita yang terkenal jaman dulu. Yaitu Jungle Book, yang dikarang oleh Rudyard Kipling".

Jungle Book . Sumber: blog.scoutingmagazine.org
Jungle Book . Sumber: blog.scoutingmagazine.org

"Kalau dalam budaya Inggris, semua orangtua dan anak-anak sudah tahu cerita Jungle Book dan Mowgli. Jadi diceritakan ada sekawanan serigala, dengan serigala terbesar bernama Akeela. Nah, siaga-siaga ini membentuk semacam packs atau kawanan atau perindukan, dan anak-anak Siaga ini bermain-main seakan-akan mereka merupakan kawanan serigala", kata kak Mutahar pelan-pelan menjelaskan.

Lalu lanjutnya, "Nah kita di Gerakan Pramuka mengambil istilah packs atau perindukan ini supaya tetap sama. Tapi isi permainanya kita ubah menjadi suatu family, suatu keluarga. Jadi anak-anak Siaga tidak lagi bermain dengan induk serigala si Akeela tadi. Tapi bermainnya dengan ayah dan bundanya dalam keluarga Siaga. Ini penyesuaian dengan kultur orang Indonesia, yang merasa tidak pas seorang pembina diberi nama hewan sejenis anjing".

"Tuh Dwi", celetuk kakak Pandega yang melotot tadi. "Kalau di Inggris, pembina Siaganya dipanggil Akeela. Kalau di Indonesia kira-kira dipanggil Pleki.. pleki...Kamu mau nggak dipanggil kak Pleki ?".

"Idiiih, ogah banget...", kataku. Semua kakak tertawa geli mendengar obrolan ini.

Banyak hal yang dijabarkan oleh Kak Mutahar. Bukan saja tentang Pramuka, tapi tentang bangsa dan tanah air. Aku beruntung bisa melihat dan mendengar langsung tokoh yang mencintai dan ikut memikirkan negeri ini. Beruntunglah bangsa ini memiliki sosok arif dan bijak seperti beliau.

Malam itu kak Mutahar sudah punya konsep isi seminarnya, sudah tahu apa yang akan dibagikan kepada para Pandega nanti di acara Arena Kalpavriksha. Dan akupun sudah dapat ilmu baru di kepramukaan. Yaitu tadi, kenapa Siaga memakai nama Perindukan ?. Ternyata ada sejarahnya toh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun