Hari ini, Minggu 17 Oktober 2021, ternyata adalah hari terakhir event JOTA-JOTI yang diadakan di seluruh dunia.
Indonesia jelas ikut serta. Rekan-rekan ORARI dengan gembira membantu adik-adik Penggalang dan Penegak-Pandega mengikuti Jamboree on The Air dengan perangkat amatir radio yang dimiliki.Â
Ini adalah event dunia besar yang rutin diadakan oleh HAM Radio sedunia dan organisasi Kepanduan di semua negara sejak 1958.
Rame 'banget dah' pokoknya.
Saya yang statusnya adalah Veteran Pramuka, dimana sudah lewat usia Pandega, dan sudah tidak membina lagi, hanya bisa browsing-browsing di internet. Melihat Youtube, membaca artikel dari situs HAM Radio sedunia, dan juga situs ORARI daerah yang sibuk banget di acara JOTA 2021.
Kepingin ikut rame-rame, tapi sudah nggak muda lagi. Sudah veteran. Sedih deh.
Tiba-tiba, perhatian saya tertuju kepada aktivitas yang unik di Jamboree on The Air. Yaitu adanya beberapa rekan Amatir Radio yang melakukan komunikasi Morse dengan amatir lain memakai perangkat kecil CW.
 CW ini adalah Countinous Wave, istilah di dunia amatir untuk komunikasi memakai kode jadul morse. Saya sudah tahu Morse. Ini adalah pramuka banget !.Â
Tapi kenapa sampai di zaman modern begini masih ada yang menggunakan morse ya ? Lagipula saya lihat kecepatan ketukannya tinggi sekali. Hebat sekali teman-teman amatir ini !. Saya beneran kagum melihatnya.
Setelah menjelajah di Youtube dan situs-situs HAM Radio, saya baru mulai paham mengenai aktivitas CW. Ternyata di dunia amatir radio ORARI ada sekelompok orang yang senang berkomunikasi dengan morse. Dan hebatnya, hanya dengan alat sangat kecil dan murah, para amatir bisa berkomunikasi sampai jarak yang sangat jauh sekali. Saya melihat video dimana ada perangkat CW kecil dengan daya pancar kurang dari 1 Watt, tapi mampu menembus jarak hingga 800 kilometer. Ada yang mengantongi alat CW kecil berdaya pancar 5 Watt, tapi mampu berkomunikasi Jawa Timur - Jepang dengan Morse.
Oh my God !, ini sangat luarbiasa. Harusnya peralatan semacam ini dimiliki oleh para Pramuka dan Pecinta Alam yang suka menjelajah gunung dan rimba. Apabila mereka tersesat di atas gunung, maka sinyal handphone pasti tidak ada. Dan handie talkie-pun terbatas pancarannya sampai 5 kilometer saja. Tapi alat CW portabel kecil ini, hanya memakai batere 9 volt tapi bisa menjangkau Indonesia-Jepang !. Mereka yang tersesat di gunung bisa mengirimkan kode SOS, yang pasti akan diterima oleh amatir radio seluruh dunia.Â