Mengisi kemerdekaan dengan menjaga persatuan di tengah beragamnya perbedaan memang menjadi cita-cita kita semua. Namun hal tersebut tak semudah membalik telapak tangan. Teringat ucapan Bung Karno, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsa sendiri," ketika akhir-akhir ini Indonesia rawan akan perpecahan.
Zaman serba digital dan mudahnya akses informasi di sosial media menjadi keuntungan bagi kita. Di saat yang sama, sosial media sangat rentan terhadap hoax atau berita bohong. Hanya tinggal klik, berita akan cepat tersebar. Tak jarang hoax tersebut menimbulkan gesekan antar masyarakat.
Apa penyebab mudah tersebarnya hoax?
Adanya anggapan bahwa semua informasi yang diunggah di internet adalah benar. Terkadang orang tidak membaca konten informasi secara utuh dan langsung menyebarkan informasi yang salah tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu.
Saat informasi tersebut viral, ditambah dengan banyaknya Likes dan Comment, akan membuat orang semakin mudah percaya karena menganggap "oh kalau banyak yang likes dan comment pasti ini berita benar". Yang sekali lagi tidak mengecek kebenarannya.
Penyebab lain maraknya hoax adalah adanya orang iseng yang bangga ketika berhasil membuat konten viral yang mendapat banyak reaksi dari masyarakat. Mereka menyebar hoax dengan motif ikut-ikutan dan tanpa alasan yang jelas.
Selain itu, tak bisa dipungkiri memanasnya suasana politik menjadi faktor terbesar kemunculan hoax. Biasanya juga diiringi dengan ujaran kebencian yang digunakan untuk menjatuhkan lawan politik. Bahkan ada pembuat hoax yang mengklaim bahwa ia adalah pembuat hoax terbaik.
Mirisnya, hoax yang bertebaran tidak hanya melulu tentang politik namun juga saat ada bencana alam. Di saat berduka akan musibah, ada saja orang yang tak bertanggung jawab menyebar informasi yang salah.
Lantas bagaimana mencegah hoax ?
Semua pihak harus berkontribusi untuk melawan hoax. Baik penyedia layanan digital, pemerintah, maupun kita sebagai pengguna layanan digital.
Dari segi platform digital, penyedia layanan aplikasi seperti WhatsApp sebenarnya sudah berusaha meminimalisir tersebarnya hoax dengan membatasi pengguna hanya bisa forward pesan sebanyak 5 kali. Contoh lainnya seperti Google yang telah menerapkan algoritma khusus untuk menyaring konten yang ditampilkan.
Sedangkan kita sebagai pengguna internet yang sehari-hari terbiasa menerima informasi, perlu membiasakan diri membaca konten informasi secara utuh dan mengecek kebenarannya dari sumber yang jelas sebelum menyebarkannya lebih luas. Jika dirasa ragu-ragu akan kebenaran suatu informasi, sebaiknya tidak perlu disebarkan. Penting sekali untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab tersebut.
Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, diperlukan edukasi literasi digital. Yang bertujuan agar masyarakat tidak mudah dipengaruhi hoax. Sehingga tidak menyulut gesekan dan perpecahan di tengah masyarakat.
Dari segi pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud telah berupaya meningkatkan literasi digital dengan memasukkan materi literasi digital pada pelajaran TIK (Teknologi Informasi Komunikasi).
Namun bagaimana jika kita hoax terlanjur menyebar luas?
Jika kita yang tidak sengaja menyebar hoax, maka segera beri pernyataan klarifikasi dan berikan versi informasi yang benar.
Sedangkan jika kita menemui unggahan berita hoax, segera laporkan unggahan tersebut. Platform seperti Google, Facebook, maupun penyedia layanan lainnya selalu menyediakan fasilitas untuk melaporkan unggahan yang menyalahi aturan.
Selanjutnya adalah bagaimana kita mengimplementasikan tindakan pencegahan dan penanganan tersebut di kehidupan sehari-hari. Langkah nyata dari penyedia platform digital dan pemerintah harus dibarengi dengan komitmen dan keseriusan kita untuk saling mengingatkan dan bersama-sama melawan hoax.
Manfaatkan kemudahan akses informasi untuk mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif. Bersama menjadi masyarakat yang cerdas dalam bersosial media dan bijak dalam menyebar informasi. Agar tercipta rasa persatuan di dunia nyata maupun dunia maya.Buktikan bahwa kita bisa melawan hoax dan menjadi SDM unggul agar Indonesia maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H