Oleh: Dwi Lestari Wiyono
Ini tentang Kisah yang sedang berkisah dengan paman Mentari menjelang malam tiba. Sederhananya Kisah sengaja memilih waktu menjelang malam karena ia tak ingin menganggu pekerjaan paman tercinta - paman Mentari yang sedang berbagi kehangatan pada dunia.
"Paman bolehkah aku memulai kisahku," seru Kisah mengawali percakapan.
"Silakan Kisah paman akan dengan senang hati mendengar kisahmu," jawab paman Mentari diiringi senyuman menentramkan hati.Â
Kisah pun mulai berkisah. Kisah ini bermula beberapa tahun lalu. Saat wabah panjang belum menyerang negeri ini. Dikisahkan Kisah yang dulu adalah pribadi polos, cenderung menerima dan mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirinya. Hingga di suatu waktu sebuah peristiwa menyentak menyadarkan dirinya bahwa diam tidak selamanya dapat dibenarkan. Diam tak selamanya berbuah emas.Â
"Mengapa aku harus diam."Â
"Mengapa aku harus mengalah, menahan diri."Â
"Tidak bisakah aku bersuara menyuarakan diriku."Â
Kisah berbicara dengan nada berapi-api. Sesekali nada intonasi nada suaranya berubah, bergetar menahan luka, sakit pada diri.
"Tahukah paman ...."Â