Oleh: Dwi Lestari WiyonoÂ
Selayang pandang
Memandangi negeriku yang teramat elok
Selayang pandang
Sejauh mata memandang ku gantungkan semua harap dan asa pada negeri di mana pertama kali aku bernapas
Hhmmm bau rerumputan embun pagi desiran ombak seketika menggelitik
Aku cinta negeriku
Â
Kukayuh perahu ini jauh ke tengah laut
Ku harap kelak esok jaring ini kan mendapat ikan berlimpah untuk kunikmati bersama keluargaku
Berapa harga ikan saat ini di pasaran
Ku harap Yang Kuasa memberikan aku kemudahan hingga aku tak perlu berlama-lama di laut
Tuhan berikan aku kemudahan
Doa dan harap ku titipkan pada sehelai daun yang jatuh secara tiba-tiba di hadapanku
Terbanglah dedaunan bawalah harap dan doaku pada Ia yang berada di tempatnya yang agung
Angin maukah kau membantu kawanku dedaunan menyampaikan harap dan doa teruntuk khusus diri-Nya
Â
Mengembara
Berkelana dalam kejujuran membara
Ahh nak maafkan bapakmu ini bapak belum bisa memenuhi keinginanmu
Kurogoh saku celana depanku hanya ada beberapa lembar uang usang hasil melaut semalam
Tertelan air liur teringat janji pada ananda kecilku
Ahh ananda pasti mengerti
Senyum mengembang walau segetir pahit menyelinap
Kalau ku belikan kue untuk ananda nanti uang beras ibu berkurang
Sudahlah bagaimana nanti saja
Â
Selayang pandang
Aku cinta negeriku meski hari ini hanya ada nasi kering di atas meja makanku
Selayang pandang
Sejauh mata memandang
Sabar ya nak siapa tahu besok-besok bapak dapat hasil melimpah
Hembusan angin nyiur hijau perbukitan
Bapak
Â
(2018/2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H