Perkembangan media cetak pada saat itu tidak terlalu menggembirakan, karena media masih terkendala dalam pemberitaannya. Selama periode tersebut, baik pemerintah maupun gereja mengatur dan memantau pembatasan media cetak.
Jika surat kabar cetak melaporkan sesuatu yang bertentangan dengan pemerintah atau gereja pada saat itu, mereka akan disegel. Namun, dalam karyanya "Areopagatica" yang diterbitkan pada tahun 1644, John Milton mengklaim bahwa membatasi kebebasan pers akan menghalangi proses pencarian kebenaran.
Pada tahun 1625, Jerman sudah memiliki surat kabar yang diterbitkan setiap dua minggu. Pada tahun 1650, sebuah surat kabar harian bernama "Eikommmende" diproduksi di Leipzig.
Masuknya Internet
Munculnya Internet telah mengurangi daya saing industri media cetak dan jumlah keuntungan menurun tajam. Hal ini dikarenakan layanan yang diberikan oleh Internet bersifat praktis, murah, dan digunakan oleh banyak orang, menyebabkan pengiklan beralih ke iklan di Internet.
Koran-koran cetak yang bersikeras untuk selalu menyajikan berita baik, mendapat tekanan dari internet yang menghasilkan berita dengan sangat cepat dan dalam jumlah banyak. Surat kabar dianggap tidak mampu bersaing karena terlalu lambat.
Di era digital ini, masyarakat menginginkan akses informasi yang real-time, cepat, dan media yang digunakan kebanyakan smartphone dan laptop.
Namun perlu diingat bahwa produksi berita yang cepat belum tentu berkualitas, karena tujuan utamanya telah berubah, yaitu mencari keuntungan, bukan konten dan kualitas berita.
Namun di Jerman, kenyataannya berbeda. Meskipun Jerman memiliki banyak media digital, jumlah orang yang masih membaca surat kabar cetak juga besar.
Salah satu buktinya yaitu, koran Die Zeit setiap minggunya mencetak hingga 600.000 eksemplar dengan 2 juta pembaca. Orang yang membaca koran cetak dapat diamati di angkutan umum di Jerman, seperti kereta bawah tanah dan bus
Pada saat dipublikasikan, berita yang disajikan itu ditulis dengan cara hati-hati dan tidak sembarangan. Sangat memperhatikan pemilihan masalah yang diangkat, harus sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan dan harus berbentuk long-form.