Mohon tunggu...
Dwi Kristiawan
Dwi Kristiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just Human Being

Hello 911, I'm on fire

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Slang Word Anak 80an Vs Slang Word Gen Z

3 November 2021   17:20 Diperbarui: 4 November 2021   10:08 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Slang word atau yang biasa kita sebut sebagai Bahasa gaul merupakan salah satu bahasa yang umum digunakan oleh anak muda, yang tujuannya untuk menggambarkan suatu peristiwa dengan maknanya sendiri. Dari dulu hingga sekarang, bahasa gaul selalu menjadi cara utama anak muda berkomunikasi satu sama lain.

Jika Anda ingin menelusuri akar bahasa ini satu per satu, dan siapa yang pertama kali membentuk bahasa itu, tidak akan ada yang tahu asal-usulnya. Bahasa-bahasa tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari-hari dan menyebar sedemikian rupa, sehingga banyak anak muda yang menggunakan bahasa tersebut.

Bahasa gaul atau slang yang digunakan oleh remaja sendiri akan berubah seiring berjalannya waktu sesuai dengan apa yang terjadi pada saat itu.

Seperti contoh, sekarang banyak orang yang memanggil wanita remaja yang menyukai hal-hal yang berbau Korea seperti contohnya suka menonton drama Korea, profile picture yang digunakan untuk akun media sosialnya menggunakan foto salah satu “Oppa” kesukaan mereka disebut sebagai "Hyungers". Sedangkan untuk laki-laki remaja yang suka mengendarai motor dengan teman-temannya disebut sebagai "Ngabers".

Perkembangan bahasa gaul khas anak muda sering diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi anak muda khususnya Gen Z, penggunaan bahasa gaul merupakan hal yang menarik dan modern. Terlalu formal bagi mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, apalagi jika hanya untuk percakapan biasa.

Kata-kata ini juga bisa dibentuk dari unggahan populer saat itu, sehingga tebakan netizen berpedoman pada komentar yang diunggah, dan banyak yang setuju, sehingga membentuk kosakata baru.

Namun jangan salah, penggunaan slang word ini tidak hanya pada zaman sekarang saja, tetapi sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan penggunaan dari slang word pada zaman dulu tidak kalah keren dibanding yang sekarang.

Pada saat ini saya telah mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai kedua guru SMA yang berasal dari daerah yang sama, yaitu Jakarta yang bernama Ibu Alexandra (46) dan Bapak Yakob (42), Ibu Alexandra adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bapak Yakob adalah seorang guru Fisika yang dimana penggunaan slang word pada saat itu tidak kalah keren dengan saat ini dan juga . Penasaran kan apa saja slang word yang digunakan pada waktu itu? Simak penjelasannya berikut ini.

Slang word tahun 80an

Seperti contoh kata mokat yang artinya meninggal atau mati, “bokap” yang artinya Bapak atau Ayah, “nyokap” yang artinya Ibu, “nyimeng” yang artinya mengganja (penggunaan ini masih sering dipakai sampai sekarang), “bolot” yang berarti tidak nyambung, sangat berbeda dengan penggunaan di saat ini dimana kata bolot itu lebih mengarah ke “budek atau tuli” dan masih banyak lagi.

Slang word tahun 2010an - sekarang

Beberapa tahun kemudian, media sosial mulai merajalela di kalangan anak muda. Dari sinilah bahasa gaul dan kata-kata baru “naik” dan menjadi trend, seperti mager (males gerak), baper (bawa perasaan/orang yang sensitif dalam hal emosi), gabut (gaji buta/membosankan), bucin (budak cinta), hoax (berita palsu), bingung (sedih) kicep (diam/takut), pansos (panjat sosial), dan masih banyak lagi.

Mengobrol dengan bahasa gaul memang membuat kita merasa nyaman dan akrab. Namun kita harus sadar akan batasannya dan bisa menempatkan diri di mana harus menggunakan Bahasa Indonesia baku dan di mana harus menggunakan bahasa gaul.

Dari wawancara tersebut, saya melihat penggunaan kata gaul sekitar 80an masih banyak digunakan hingga saat ini. Bagaimana sahabat, dari contoh slang word atau kata gaul tadi, bagian mana saja yang menurut kalian menarik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun