Gegap-gempita dunia disco telah kedatangan satu keluarga baru lagi, yaitu: SM*SH (Baca: SMASH), pendatang baru yang kepanjangannya adalah; "Seven Man As Seven Hero", dengan 7 orang personil; Rafael Landry Tanubrata, Rangga Dewamoela Soekarta, Morgan Oey, Dicky Muhammad Prasetya, Bisma Karisma, M. Reza Anugrah dan M. Ilham Fauzie ini adalah sebuah grup Boy Band Indonesia kedua setelah Boy Band Indonesia pertama - Trio Libels di era '90-an. Baru ada lagi setelah 20 tahun! Sehingga kehadirannya begitu menggembirakan para penikmat musik, setelah sekian lama menunggu Boy Band baru Indonesia, meskipun dengan pilihan karakter dan personalisasi yang kurang original di awal eksistensinya, dimana telah mengundang komentar-komentar sumbang dan kritikan-kritikan pedas atas diri SM*SH, yang diduga menjiplak total Boy Band - Boy Band Korea, seperti;
- Nama SM*SH adalah menjiplak nama SMASH - Korea
- Style-nya menjiplak Super Junior - Korea
- Nada dan lagu-nya menjiplak 1TYM - Korea
Namun demikian, adalah akan lebih baik untuk diapresiasi dan diterima dengan baik saja kehadirannya itu, seperti yang dilakukan oleh para fans-instan-nya, yang hampir seluruhnya adalah ABG, baik ABG labil maupun ABG stabil, baik ABG singkong maupun ABG keju, baik ABG 'gila' maupun ABG jaim, baik ABG gaul maupun ABG kuper, baik ABG dugem betulan maupun ABG dugem - duduk-duduk gembel, semuanya begitu antusias menerima kehadiran 'sirup segar' baru ini.
Apresiasi ini adalah hanya merupakan sambutan "Selamat Datang" terhadap kontributor baru, demi turut meramaikan khazanah musik Indonesia umumnya dan disco / dance music khususnya. Bukan berarti setuju dengan aksi plagiatisme. Mungkin karena mereka masih muda, yang masih butuh waktu dalam proses pencarian jati-diri bagi grup Boy Band-nya. Dimana mereka secara terpaksa atau tidak, harus mengadopsi dan memainkan langsung beberapa referensi, bahkan harus rela atau sengaja menceburkan diri, terjebak dalam penjiplakan total. Kita maklumi saja.
Dalam dunia musik, tidak kesemuanya harus original. Hampir tidak ada yang 100 % original. Jika kita mau fair, Boy Band - Boy Band Korea pun menjiplak Boy Band - Boy Band Jepang. Salah-satu cover album Boy Band "Super Junior" - Korea pun, dimana photography style-nya yang visualnya adalah para personil berpose terlentang membentuk jari-jari lingkaran dan di shoot dari atas, adalah meniru photography style-nya The Beatles. Dan jauh sebelum SM*SH, 40 tahun yang lalu, generasi kakek - Koes Plus pun juga telah melakukan photography style yang sama dengan The Beatles pada salah-satu cover albumnya. Bahkan The Beatles - sang legenda dunia, di awal kemunculannya, style-nya diduga meniru "Indo Rock - Andy Tielman" - grup rock asal Belanda (personilnya diduga orang Indonesia). Masih banyak lagi contoh soal tiru-meniru di dunia musik. Diantaranya adalah;
- Ucok "AKA" Harahap dan Ahmad Albar; Style-nya meniru Jimi Hendrix.
- Koes Plus; Meniru The Beatles.
- Queen; Meniru / mengambil style dari classic rock-nya The Beatles.
- Rolling Stone; Meniru / mengambil style dari beberapa beat-nya The Beatles.
- Metalica; Meniru / mengambil style dari lagu heavy metal rock-nya The Beatles - "I Want You" dan "Helter Skelter".
- The Doors - grup rock Amerika, yang kehadirannya bertujuan untuk menandingi popularitas The Beatles, akibat dari kecemburuan Amerika terhadap Inggris; Meniru / mengambil style dari 3 psychedelic songs-nya The Beatles, yaitu; "Lady Madonna", "Helter Skelter" dan "Piggies".
- Michael Jackson; Dance style-nya meniru / mengambil style dari "The King of Funk" - James Brown, terutama pada gerakan kaki.
- Boyzone, PC Quest, Blue dan Boy Band - Boy Band yang lainnya; Jenis musik dan style-nya meniru "New Kid On The Block (NKOTB)" - Pelopor Boy Band.
- Ahmad Dhani & grup band-nya - Dewa, juga melakukan pencomotan sana-sini. Meniru / mengambil style dari classic rock-nya The Beatles, seperti pada lagu "Roman Picisan". Berpenampilan dengan mengenakan baju sersan ala John Lennon. Lagu "Laskar Cinta", judulnya adalah terjemahan langsung dari lagu "Soldier of Love"-nya Silver Beatles (Beatles awal). Judul lagu "Arjuna Mencari Cinta" mencomot langsung dari judul novel terkenalnya Yudistira AM. Masardi. Lagu "Ingin Bercinta", terdapat nada-nada yang mirip dengan lagu "The Wind Cries Mary"-nya Jimi Hendrix, dan masih banyak lagi lagu dari Dewa yang lainnya yang berasal dari comotan sana-sini.
- Padi; Meniru / mengambil warna dari U2.
- Freddie Tamaela; Meniru Phil Collins.
- Bill Saragih; Meniru Louis Armstrong.
- Bob Tutupoli; Meniru / mengambil style dari Oscar Harris dan Harry Belafonte.
- Marini; Meniru Tina Charles dan ABBA pada lagu "Ratu Dansa" yang meng-copy seluruhnya nada dari lagu "Dancing Queen".
- Utha Likumahua pada lagu "Sesaat Kau Hadir"; meng-copy seluruhnya nada dari salah-satu lagu instrumental jazz-nya Ramsey Lewis (saya lupa judulnya).
- Guruh Soekarno Putra pada lagu "Asmara"; meniru / mengambil style dari lagu "Honey Pie"-nya The Beatles.
- Oddie Agam dan Titiek Puspa; banyak dari lagu-lagu ciptaannya meniru / mengambil style dari lagu-lagunya Paul McCartney.
- Elfa's Singer; meniru / mengambil style dari "The Manhattan Transfer" - grup vocal Amerika.
- Rhoma Irama mengambil warna nadanya "Deep Purple", meramunya menjadi dangdut rock. Bahkan harus memenangkan lelang peralatan musik Purple, agar bisa mendapatkan suara aslinya! Terutama pada gitar.
- Kangen Band meniru Peterpan.
- The Changcuters meniru / mengambil style dari The Beatles dan Rolling Stone
- Dan masih banyak lagi.
Kesemuanya itu boleh dibilang; masih dianggap dalam tataran referensi, walaupun pada kenyataannya bisa terjadi plagiatisme hingga 99 %. Tidaklah mengapa, biarkan saja. Karena musik itu sifatnya universal, milik semua orang. Toh dalam perjalanan mereka selanjutnya, mereka telah dan akan menemukan karakter, warna dan style-nya masing-masing. Karena musik tidak bisa lepas dari sejarahnya, dari pendahulunya yang bisa dilihat sebagai referensi, sambung-menyambung, ber-estafet hingga ketemu dengan identitas akhir dari performer-performer-nya. Yang sudah maestro saja masih membutuhkan referensi, apalagi yang masih 'anak bawang'? Boyzone saja masih meniru, apalagi SM*ASH?
SM*SH langsung menggebrak di awal kemunculannya, dengan hits andalan; "I Heart You" dan "Senyum dan Semangat", yang rilisannya langsung published di sinetron baru "C3 (Cinta Cenat Cenut) yang mirip / meniru sinetron terkenal - F4, dan di berbagai acara music live show di beberapa stasiun TV nasional, seperti; "Dahsyat", "Derings", "Inbox", dan lain-lain.
Apapun yang terjadi dari euphoria barunya para ABG ini, yang jelas, disadari atau tidak oleh SM*SH di awal kehadirannya, dia sudah masuk ke wilayah disco. Sudah langsung memposisikan dirinya sebagai pengusung dan pelestari disco. Sebagaimana telah dibuktikannya melalui nomor "I Heart You", yang tergolong ke dalam sub-genre remix disco. Dan nomor "Senyum dan Semangat", yang tergolong ke dalam sub-genre house disco. Karena disco selaku dance music, memang lebih lentur untuk masuk ke karakter Boy Band, yang lebih banyak menggunakan dance di kebanyakan lagu-lagunya, baik dalam official video-nya, maupun dalam live show-nya.
Dengan masuknya anak baru ini ke kancah disco dengan membawa 2 nomor disco tersebut, maka semakin membuktikan, bahwa disco tidak akan mati. Eksistensinya semakin kokoh sebagai salah satu mainstream musik dunia setelah genre rock. Dan pastinya, disco itu bisa dinikmati tanpa harus dibarengi dengan narkoba. Justru bisa membuat badan lebih sehat, karena bisa digunakan untuk pengiring olah-raga fitness, atau just play your disco out! Dijamin sehat. Jadi, untuk para disco / dance lover; "Say yes for disco, but no for drugs!" Inilah 2 nomor disco dari SM*SH. Selamat berdisco:
Sumber: YouTube - ferrarieKita
Sumber: YouTube - MAPmusik
Ditulis dengan tambahan dari beberapa sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H