Mohon tunggu...
Dwikorahardo Histiajid
Dwikorahardo Histiajid Mohon Tunggu... profesional -

Saya bukan orang pintar dan bukanlah seorang penulis, Saya bukan sarjana. Namun ijinkanlah saya untuk belajar menulis. Saya adalah Senior Art Director di sebuah perusahaan EO, sebelumnya di Advertising Agency dan Food Supplement. Sebelumnya juga pernah sebagai editor di pets magazine, marketing dan trader perdagangan berjangka, di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wahhh…! Disini Nggak Jual Cabe, Mas…

23 Maret 2010   09:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Humor…

 

Ini adalah cerita humor yang sebenarnya sudah lama, namun tidak ada salahnya saya ceritakan lagi.

 

Alkisah tentang seorang atlit binaraga yang sangat terkenal. Prestasinya seabreg-abreg. Dari juara tingkat RT. Sampai juara dunia. Namanya Abe Rei (bukan nama sebenarnya). Siapa sih yang nggak kenal dia? Selain berkarir di bidang binaraga, Abe Rei juga berbisnis yang nggak jauh dari bidang olahraga, do’i membuka fitness center, dimana do’i sendiri sebagai salah-satu instrukturnya. Karena selalu ber-fitness ria, otomatis dong tubuhnya selalu bugar, sehat dan otot-otot tubuh kebinaragaannya selalu terjaga bentuknya. Tapi yang namanya manusia, masak sih nggak pernah ngalamin sakit? Abe Rei yang badannya sterek tersebut juga manusia, dan pada suatu waktu do’i jatuh sakit.

 

Sebenarnya sakitnya sih nggak parah-parah banget, cuma sakit panas dalam dan sariawan. Tapi sariawannya itu sariawan berat. Seluruh rongga mulut dan tenggorokannya penuh dengan luka sariawan. Hiii…, bayangkan bagaimana perihnya! Oleh karena perih, Abe Rei pun nggak bisa ngomong. Kalau ngomong, bisanya Cuma; “Mmm…, mmm…”

 

“Wahhh…, kalau sakit kayak gini, gue harus makan buah-buahan yang banyak nih…” Kata Abe Rei dalam hati. Maka, dengan masih mengenakan kostum binaraga alias cuma sempak doang warna item, Abe Rei pun pergi ke pasar untuk membeli buah-buahan. Sesampainya di penjual mangga, Abe Rei pun berkata;

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot lengan tangan atasnya yang do’i tarik, sehingga membentuk seperti buah mangga

 

“Ooohh…, mas mau beli mangga? Ini mas.” Jawab si penjual mangga.

 

Setelah dapat mangga, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual semangka.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot dadanya yang do’i tarik dan busungkan, sehingga membentuk seperti buah semangka.

 

“Ooohh…, mas mau beli semangka? Ini mas.” Jawab si penjual semangka.

 

Setelah dapat semangka, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual apel.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot-otot perutnya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti apel 6 buah.

 

“Ooohh…, mas mau beli apel 6 buah? Ini mas.” Jawab si penjual apel.

 

Setelah dapat apel, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual pepaya.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot pahanya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti buah pepaya.

 

“Ooohh…, mas mau beli pepaya? Ini mas.” Jawab si penjual pepaya.

 

Setelah dapat pepaya, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual timun suri.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot betisnya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti timun suri.

 

“Ooohh…, mas mau beli timun suri? Ini mas.” Jawab si penjual timun suri.

 

Setelah dapat timun suri, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual tomat.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot pipinya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti buah tomat.

 

“Ooohh…, mas mau beli tomat? Ini mas.” Jawab si penjual tomat.

 

Setelah dapat tomat, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual duku.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot pangkal jempol tangannya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti buah duku.

 

“Ooohh…, mas mau beli duku? Ini mas.” Jawab si penjual duku.

 

Setelah dapat duku, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual melon.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot pantatnya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti buah melon.

 

“Ooohh…, mas mau beli melon? Ini mas.” Jawab si penjual melon.

 

Setelah dapat melon, lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual nangka.

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke otot bahu hingga punggungnya yang do’i tarik sehingga membentuk seperti buah nangka separuh.

 

“Ooohh…, mas mau beli nangka separuh? Ini mas.” Jawab si penjual nangka.

 

Setelah dapat nangka, Abei rei pun berpikir; “Kayaknya masih ada yang belum, nih. Masih ada yang ketinggalan, nih. Nnnggg…, apa ya? Semua otot-otot gue udah gue tunjukin, buah apa lagi yang belum, ya…? Oh ya, gue tau…!”

 

Lalu Abe Rei pun berjalan pergi menghampiri penjual pisang dan langsung melorotkan sempaknya di depan si penjual pisang, sambil bilang;

 

“Mmm…, mmm…” Katanya sambil menunjuk ke sebuah otot miliknya yang sedang menggantung di tengah.

 

“Apa mas…?” Tanya si penjual pisang, karena belum mengerti maksud Abe Rei.

 

“Mmm…, mmm…” Ulang Abe Rei untuk lebih meyakinkan, sambil menunjuk-nunjuk lagi ototnya yang sedang menggantung tersebut. Dan si penjual pisang pun langsung paham maksud Abe Rei, lalu jawabnya;

 

“Wahhh…! Disini nggak jual cabe, mas…”*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun