Mohon tunggu...
Dwi Klik Santosa
Dwi Klik Santosa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis Dongeng Nusantara dan Menulis Apa Saja demi Memanja Kecintaan kepada Hidup yang Damai dan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mas Ganjar Itu Identik dengan Pak Jokowi

4 September 2023   08:12 Diperbarui: 4 September 2023   08:24 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Ganjar itu Identik dengan Pak Jokowi

Benarkah Mas Ganjar dalam berbagai sudut pandang punya kemiripan dengan Pak Jokowi? Sehingga dianggap kemudian memiliki kepantasan dan kelayakan menjadi the next president yang dibutuhkan bangsa ini. Hanya karena Pak Jokowi dianggap oleh berbagai kalangan mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik selama menjabat sebagai presiden RI, maka tak ayal Mas Ganjar pun yang punya kemiripan dengan Pak Jokowi itu kemudian digadang bisa menjadi penerusnya.

Dari banyak sisi dan sudut pandang, menurut saya Pak Jokowi memang punya banyak cerita yang menarik untuk dikisahkan. Begitupun kisah-kisah itu punya kemiripan dimiliki juga oleh Mas Ganjar.

Pak Jokowi dan Mas Ganjar secara keturunan, berasal dari rakyat biasa saja. Pak Jokowi ayahnya bekerja sebagai tukang kayu, dan Mas Ganjar ayahnya menjadi polisi dengan pangkat rendah. Keduanya menjadi sarjana yang lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan juga pernah menjadi Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam).

Tapi setelah menjadi gubernur, secara fakta keduanya bisa bergaul mesra dengan tentara, polisi, habib, kyai, pendeta, tokoh adat, pemusik, penari, pendongeng, atlet, petani, mahasiswa, guru, anak sekolah, santri dan siapa saja. Cara bicaranya kepada orang-orang yang ditemui itupun blak-blakan dan tidak terlampau mementingkan protokoler.

Pak Jokowi dan Mas Ganjar juga suka blusukan. Gemar mendatangi rumah-rumah penduduk dan melakukan wawancara dengan warga. Bisa ketawa ngakak bersama warga yang ditemui karena memang mendapatkan sesuatu hal yang lucu. Orang yang didatangi pejabat dengan ramah, penuh senyum dan bicara blak-blakan menurut saya bisa mendatangkan kesenangan atau kegembiraan bagi siapa pun yang didatangi. Maka, tak heran jika kemudian, baik Pak Jokowi maupun Mas Ganjar selalu menjadi sasaran antusiasme foto selfie dari warga, di mana pun dapat kesempatan bertemu.

Tak segan-segan pula, baik Pak Jokowi dan Mas Ganjar selalu memberikan apa yang bisa diberikan kepada warga. Berupa sembako, kaos maupun uang. Bahkan kalau dalam sebuah seremonial Pak Jokowi selalu memberikan sepeda kepada yang berani tampil kemuka berwawancara dengannya, Mas Ganjar juga bisa memberikan hadiah serupa itu kepada warga yang diajaknya wawancara. Memang bukan selalu sepeda, tetapi bisa laptop, hape dan juga buku jika yang dihadapinya itu adalah seorang pelajar.

Terlebih dari itu, blusukan yang dilakukan baik Pak Jokowi maupun Mas Ganjar yang terkadang spontan saja --bisa dimaknakan sebagai sidak atau inspeksi mendadak-- lebih sering menjadikan takut bagi para pejabat pemerintahan yang suka nyeleweng dalam menjalankan tugas. Praktik suap, pungli dan sejenisnya yang marak dilakukan para pejabat dan pegawai pemerintahan dan merugikan masyarakat itu bagaimana pun masih saja penyakit laten dan menjadi kebudayaan yang terus saja berlangsung sampai hari ini.

Kabar-kabar tentang blusukan yang dilakukan Pak Jokowi demikian kaya khazanah dan memiliki sendiri kisahnya. Begitupun dengan selama ini yang selalu dilakukan Mas Ganjar. Pejabat yang juga intens menjadi berita mudah sekali bergaul dengan masyarakat umum; bertemu di pasar, di pondok pesantren, di masjid, di panti jompo, di panti yatim piatu, dan di jalanan bahkan, bagaimana pun merupakan kisah yang tidak lazim jika dibandingkan dengan sekian kisah dari para pejabat secara umum. 

Maka tidak heran, jika kemudian si pejabat atau si pemimpin itu mudah sekali mendapatkan atensi atau perhatian dari rakyatnya. Tidak heran juga jika kemudian jenis pemimpin seperti itu dicintai oleh rakyatnya itu.

Pemimpin yang berasal dari kalangan biasa, menurut saya punya kans yang besar untuk bisa mendekati dan akhirnya mengerti esensi dari kerakyatan. Gayanya memimpin pun berselera egaliter. Ada kerendah-hatian dan karenanya tidak terlampau memposisikan dirinya berada di puncak mercusuar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun