Entahlah. Memang, kabar-kabar buruk ini menjadi sampah dalam pencernaan kita sebagai pecinta hidup. Kenapa tega? Kenapa tidak punya hati? Takkah para pejabat itu punya airmata, untuk sekadar melongok kemanusiaan yang terjadi di sekitarnya.
Masih begini banyak dan nganga kemiskinan itu menjadi kisah keseharian kita. Begitu banyak manusia gerobak bahkan berkeliaran siang dan malam di jalanan kota. Mengorek-orek sampah mereka, hanya sekadar ingin mendapatkan sisa-sisa, remah-remah rezeki untuk dapat melanjutkan hidup.
Tapi Tuhan maha adil. Semua orang berdoa untuk kebaikan. Pasti ada kemurahan itu untuk menjadikan Indonesia kita menjadi lebih baik. Pasti Tuhan akan mengabulkan doa itu. Menyiramkan roh welas dan asih kepada banyak orang dan para pejabat; lurah, camat, bupati, walikota, gubernur, para dewan, menteri, presiden Indonesia yang peduli dan mudah menangis untuk melihat penderitaan rakyatnya.
(Dwi Klik Santosa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H