Kapan sepakbola Indonesia juara? Hingga hari ini saya merindukan kegembiraan itu saya rasakan langsung ketika melihat timnas Indonesia dalam level usia berapapun  dan ajang apapun menjadi juara.Â
Seperti jengah rasanya hanya selalu berpredikat nyaris-nyaris saja, selama ini berhelat di level paling rendah sekalipun, yaitu Piala AFF. Di kompetisi Asia Tenggara saja kita sulit sekali juara. Kalau ndak kalah sama Thailand, mesti kalah sama Vietnam. Bahkan kepada Malaysia saja kita juga sering terpecundangi.
Tapi meski begitu, anehnya saya selalu datang ke GBK. Beli tiket dan nonton, menjadi suporter fanatik timnas sepakbola kita. Suporter seperti saya ini banyak sekali jumlahnya. Selalu bersemangat dan bergembira menonton dan mendukung Timnas kita. Meski selalu kalah, tapi ndak kapok juga.
Yang akan datang, timnas usia 17 tahun kita akan menjalani tugas berat dari negara. Hanya karena Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 yang digelar November 2023 nanti, Timnas U-17 kita pun menjadi peserta. Entah siapa musuh di fase grup nanti akan menjadi lawan Indonesia, pastilah berat semua.
Pada faktanya, timnas U-17 kita di bawah asuhan coach Bima Sakti di babak penyisihan Asia tidak mampu menembus 4 besar. Begitupun pada pertandingan uji coba melawan Barcelona FC U-18, kita kalah telak 0-3 dan melawan club elite Jepang Kashima Antlers U-18, timnas kita kalah 2-3.
Memang musuh yang dihadapi lebih tua satu tahun. Tapi dari sejauh ini melihat performa timnas kita, untuk pertandingan selevel Piala Dunia masih jauh dari harapan. Setidaknya melihat pertandingan ketika melawan 2 klub elite Eropa dan Asia itu, masih belum bisa kita bermain dominan. Alur dan arus pertandingan masih dikuasai musuh.
Hanya saja memang penting pertandingan ujicoba itu dilakukan dengan memilih musuh yang berusia di atasnya dan merupakan klub elite. Jika kalah, masihlah wajar. Semoga benar menjadi feeling coach Bima Sakti, bahwa meskipun kalah, tapi ada manfaat yang bisa diambil dari pertandingan ujicoba internasional itu.
Bagi saya, kalau seandainya nanti, laga Timnas kita dilakukan di stadion megah kebanggaan kita yaitu di GBK. Saya siap mendukungnya lagi. Kalah atau menang. Meski ada pesimisme. Tapi kapan lagi, Indonesia akan bertanding melawan tim elite dunia. Tentu timnas kita akan bermain habis-habisan.
Meskipun nanti tetap saja, kalah. Ya, sudahlah. Sebagai pecinta sepakbola dan Indonesia, setidaknya sudah saya jalani peran saya. You're never walk alone, Garuda Muda. I stand with you.
(Dwi Klik Santosa)