Mohon tunggu...
Dwiki Nuwangsa
Dwiki Nuwangsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator | Mahasiswa

Halo! Saya Dwiki Nuwangsa, seorang profesional komunikasi yang bersemangat dengan latar belakang di bidang penyiaran. Saya memiliki keterampilan dalam komunikasi strategis, kreasi konten, dan produksi media. Saya ahli dalam menangkap perhatian audiens dan menerapkan teknik penceritaan yang efektif di berbagai platform. Saya juga memiliki pengalaman luas dalam editing video, penulisan skrip, dan produksi multimedia. Saya adalah pemain tim kolaboratif yang berkembang baik di lingkungan yang cepat dan dinamis. Saya senang memecahkan masalah dan menemukan solusi kreatif untuk tantangan. Saya selalu mencari peluang untuk belajar dan mengikuti perkembangan terbaru di bidang komunikasi, serta berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi dan strategi baru. Di atas segalanya, saya termotivasi oleh kekuatan komunikasi untuk menghubungkan orang, menginspirasi perubahan, dan mencapai hasil yang signifikan. Saya berharap dapat terhubung dengan Anda di LinkedIn untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman yang bermanfaat. Terima kasih atas perhatiannya!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Intelektualitas, Moralitas, dan Realitas Korupsi: Membahas Pesan Orasi Menko Polhukan Mahfud MD di Wisuda ke-40 Unikom

11 Desember 2023   18:14 Diperbarui: 11 Desember 2023   18:14 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sidang Terbuka Senat Wisuda Ke-40 Universitas Komputer Indonesia (Unikom) memberikan kesan mendalam melalui orasi ilmiah yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Dalam orasinya, Mahfud MD menegaskan bahwa gelar sarjana bukanlah tujuan akhir, melainkan awal perjalanan menuju intelektualitas yang bermoral. Artikel ini akan secara argumentatif membahas makna intelektualitas dan moralitas, menganalisis data korupsi, melibatkan pandangan ahli, serta mengeksplorasi pesan moral yang ingin disampaikan Mahfud MD kepada para lulusan.

Konsep intelektualitas yang disampaikan oleh Mahfud MD tidak hanya terbatas pada pemahaman akademis, tetapi juga mencakup dimensi moralitas. Pertanyaannya, apakah masyarakat dan lembaga pendidikan telah memberikan dukungan cukup untuk menciptakan intelektualitas yang bersandar pada moralitas?

Intelektualitas, dalam konteks ini, diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tanpa moralitas, intelektualitas dapat disalahgunakan. Oleh karena itu, perlu memastikan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak hanya memiliki kecerdasan akademis tetapi juga bermoral. Bagaimana masyarakat dan lembaga pendidikan dapat memastikan keberlanjutan interaksi positif antara intelektualitas dan moralitas?

Pernyataan Mahfud MD mengenai tingginya persentase koruptor yang merupakan sarjana membuka diskusi kritis. Apakah tingkat pendidikan memang menjadi faktor pendorong perilaku korupsi? Analisis statistik menunjukkan bahwa 84 persen dari 1.250 pelaku korupsi adalah sarjana, bahkan ada yang mencapai tingkat profesor. Namun, pertanyaannya, apakah tingkat pendidikan dan intelektualitas memainkan peran langsung dalam menentukan moralitas seseorang?

Dalam mencari jawaban, perlu dieksplorasi apakah masalah ini bersifat struktural atau individu. Bagaimana dampaknya terhadap cita-cita "Indonesia Emas 2045"? Menganalisis akar permasalahan adalah langkah kritis dalam menghadapi tantangan korupsi.

Melibatkan pandangan ahli menjadi langkah penting untuk merinci dan memahami lebih dalam isu intelektualitas, moralitas, dan pendidikan. Ahli pendidikan dapat membantu merumuskan strategi untuk membangun intelektualitas yang berakar pada moralitas, sementara ahli hukum dapat memberikan perspektif hukum terhadap perilaku korupsi. Dengan merangkum pandangan mereka, kita dapat membentuk gambaran yang lebih lengkap tentang tantangan dan solusi menuju perubahan positif.

Mahfud MD menekankan bahwa mencapai Indonesia Emas 2045 memerlukan pemenuhan empat prasyarat kunci, yaitu penegakan hukum, pemberantasan korupsi, demokrasi yang berkualitas, dan toleransi. Pernyataannya ini disampaikan dalam orasi ilmiahnya di Universitas Komputer Indonesia (Unikom) pada Sidang Terbuka Senat Wisuda ke-40. Dalam konteks ini, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pentingnya empat prasyarat tersebut, tanggung jawab moral lulusan, dan peran seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Mahfud MD menegaskan bahwa para lulusan Unikom, dan secara lebih luas, semua sarjana, memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi intelektual yang bermoral. Visi Indonesia Emas 2045, menurutnya, memerlukan kontribusi positif dari generasi yang sedang mengejar ilmu saat ini. Ia menyatakan bahwa keberhasilan Indonesia sebagai negara emas akan terwujud jika para lulusan menjadi agen perubahan yang berkomitmen pada prinsip-prinsip moral, integritas, dan keberanian untuk melawan korupsi.

Konsep bahwa ilmu dan moral saling berkaitan menjadi fokus Mahfud MD. Ia menyatakan bahwa orang yang memiliki ilmu yang dalam biasanya juga memiliki moral dan integritas. Pandangan ini mencerminkan keyakinan bahwa intelektualitas yang berlandaskan moralitas dapat memainkan peran kunci dalam pembangunan bangsa.

Terkait empat prasyarat untuk Indonesia Emas 2045, Mahfud MD menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum, pemberantasan korupsi, demokrasi yang berkualitas, dan toleransi. Penegakan hukum yang kuat dianggapnya sebagai fondasi untuk menciptakan m

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

Masyarakat yang adil dan berkeadilan. Pemberantasan korupsi dianggap sebagai langkah krusial dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi yang merugikan masyarakat. Mahfud juga memperingatkan bahwa demokrasi yang tidak sehat dan hukum yang lemah dapat menghambat perjalanan menuju Indonesia Emas.

Lebih lanjut, toleransi dianggap sebagai elemen kunci dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berdampingan meskipun beragam. Mahfud MD menekankan bahwa seluruh komponen bangsa harus berperan aktif dalam memperkuat prasyarat-prasyarat tersebut. Ia menyoroti bahwa jika demokrasi, hukum, dan pemberantasan korupsi tidak sehat, cita-cita Indonesia Emas 2045 mungkin tidak tercapai.

Sebagai kesimpulan, Mahfud MD memberikan gambaran yang jelas tentang prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Ia juga membangkitkan kesadaran moral dan tanggung jawab sosial pada para lulusan untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Dalam konteks ini, penting bagi seluruh komponen bangsa, termasuk lembaga pendidikan dan pemerintah, untuk bersama-sama bekerja menuju visi besar ini dengan menjunjung tinggi moralitas, integritas, dan semangat untuk mencapai perubahan positif.

Mahfud MD dalam orasinya di Sidang Terbuka Senat Wisuda ke-40 Universitas Komputer Indonesia (Unikom) menekankan pentingnya nilai-nilai moralitas dalam pembentukan karakter para lulusan. Ia secara tegas menyatakan bahwa orasinya adalah orasi ilmiah, bukan orasi politik elektoral, dan mengingatkan bahwa setiap individu hadir dengan pilihan sesuai hati nurani masing-masing.

Dalam konteks ini, Mahfud MD mendorong agar para lulusan tidak hanya melihat gelar sarjana sebagai sebuah ijazah semata. Ia menyatakan bahwa keahlian (skill) yang dimiliki oleh para lulusan adalah penting, tetapi belum sepenuhnya mencerminkan moralitas. Mahfud MD memperkenalkan konsep intelektualitas yang tidak hanya terfokus pada kecerdasan akademis tetapi juga pada watak pendidikan bermoral.

Pesan yang disampaikan Mahfud MD menggambarkan pandangan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga untuk membentuk karakter yang bermoral. Ia mengajak para lulusan untuk menjadi intelektual yang mampu menggabungkan keahlian mereka dengan nilai-nilai moral yang baik.

Orasi ini mencerminkan perhatian terhadap peran moralitas dalam pembangunan individu dan masyarakat. Mahfud MD memberikan arahan bahwa para sarjana, sebagai bagian dari intelektualitas, memiliki tanggung jawab moral untuk menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan mereka demi kemajuan bangsa. Dengan demikian, pesan tersebut menciptakan kesadaran akan pentingnya menggabungkan aspek intelektual dan moral dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.

Penting untuk dicatat bahwa orasi tersebut tidak hanya memberikan arahan kepada lulusan Unikom tetapi juga memiliki relevansi yang lebih luas terkait dengan pembangunan karakter dan moralitas dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Hal ini menggarisbawahi pentingnya integritas, moralitas, dan nilai-nilai keilmuan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.

Dalam menyampaikan pesan moral, Mahfud MD mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif pada masyarakat. Bagaimana mahasiswa dapat mengintegrasikan intelektualitas dan moralitas dalam tindakan mereka sehari-hari? Bagaimana masyarakat dapat mendukung perubahan menuju tatanan yang lebih bermoral dan adil?

Kesadaran akan pentingnya moralitas dalam tindakan sehari-hari dan penegakan hukum menjadi fokus perubahan. Orasi Mahfud MD menciptakan peluang untuk mengkaji ulang nilai-nilai moral yang perlu ditanamkan dalam lembaga pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan memerinci intelektualitas, analisis data korupsi, pandangan ahli, dan pesan moral, kita dapat mengakui kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan cita-cita "Indonesia Emas 2045." Sebuah harapan yang dapat terwujud apabila intelektualitas dan moralitas menjadi dua pilar utama yang membentuk karakter bangsa dan membimbing langkah menuju masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun