Masyarakat yang adil dan berkeadilan. Pemberantasan korupsi dianggap sebagai langkah krusial dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi yang merugikan masyarakat. Mahfud juga memperingatkan bahwa demokrasi yang tidak sehat dan hukum yang lemah dapat menghambat perjalanan menuju Indonesia Emas.
Lebih lanjut, toleransi dianggap sebagai elemen kunci dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berdampingan meskipun beragam. Mahfud MD menekankan bahwa seluruh komponen bangsa harus berperan aktif dalam memperkuat prasyarat-prasyarat tersebut. Ia menyoroti bahwa jika demokrasi, hukum, dan pemberantasan korupsi tidak sehat, cita-cita Indonesia Emas 2045 mungkin tidak tercapai.
Sebagai kesimpulan, Mahfud MD memberikan gambaran yang jelas tentang prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Ia juga membangkitkan kesadaran moral dan tanggung jawab sosial pada para lulusan untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Dalam konteks ini, penting bagi seluruh komponen bangsa, termasuk lembaga pendidikan dan pemerintah, untuk bersama-sama bekerja menuju visi besar ini dengan menjunjung tinggi moralitas, integritas, dan semangat untuk mencapai perubahan positif.
Mahfud MD dalam orasinya di Sidang Terbuka Senat Wisuda ke-40 Universitas Komputer Indonesia (Unikom) menekankan pentingnya nilai-nilai moralitas dalam pembentukan karakter para lulusan. Ia secara tegas menyatakan bahwa orasinya adalah orasi ilmiah, bukan orasi politik elektoral, dan mengingatkan bahwa setiap individu hadir dengan pilihan sesuai hati nurani masing-masing.
Dalam konteks ini, Mahfud MD mendorong agar para lulusan tidak hanya melihat gelar sarjana sebagai sebuah ijazah semata. Ia menyatakan bahwa keahlian (skill) yang dimiliki oleh para lulusan adalah penting, tetapi belum sepenuhnya mencerminkan moralitas. Mahfud MD memperkenalkan konsep intelektualitas yang tidak hanya terfokus pada kecerdasan akademis tetapi juga pada watak pendidikan bermoral.
Pesan yang disampaikan Mahfud MD menggambarkan pandangan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga untuk membentuk karakter yang bermoral. Ia mengajak para lulusan untuk menjadi intelektual yang mampu menggabungkan keahlian mereka dengan nilai-nilai moral yang baik.
Orasi ini mencerminkan perhatian terhadap peran moralitas dalam pembangunan individu dan masyarakat. Mahfud MD memberikan arahan bahwa para sarjana, sebagai bagian dari intelektualitas, memiliki tanggung jawab moral untuk menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan mereka demi kemajuan bangsa. Dengan demikian, pesan tersebut menciptakan kesadaran akan pentingnya menggabungkan aspek intelektual dan moral dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Penting untuk dicatat bahwa orasi tersebut tidak hanya memberikan arahan kepada lulusan Unikom tetapi juga memiliki relevansi yang lebih luas terkait dengan pembangunan karakter dan moralitas dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Hal ini menggarisbawahi pentingnya integritas, moralitas, dan nilai-nilai keilmuan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
Dalam menyampaikan pesan moral, Mahfud MD mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif pada masyarakat. Bagaimana mahasiswa dapat mengintegrasikan intelektualitas dan moralitas dalam tindakan mereka sehari-hari? Bagaimana masyarakat dapat mendukung perubahan menuju tatanan yang lebih bermoral dan adil?
Kesadaran akan pentingnya moralitas dalam tindakan sehari-hari dan penegakan hukum menjadi fokus perubahan. Orasi Mahfud MD menciptakan peluang untuk mengkaji ulang nilai-nilai moral yang perlu ditanamkan dalam lembaga pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.