Â
Masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Momen yang tidak akan pernah ada habisnya dari semangat membara membangun negeri hingga kisah cinta lokasi yang timbul karena sering bersama. Bukan sebuah basa-basi ketika mahasiswa diturunkan ke desa. Tentunya, mahasiswa telah dibekali oleh sejumlah program mulia yang dapat membantu masyarakat. Misalnya, beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan dedikasi seorang Kasim yang melakukan KKN selama 15 tahun. Ini fakta, sebuah inspiratif yang perlu dicontoh dari keikhlasan dan kecintaan seorang mahasiswa terhadap negerinya. Sebab, esensi dari mahasiswa bukanlah gelar sarjana yang diperoleh tetapi sebarapa besar manfaatmu bagi masyarakat.
Mahasiswa kaum intelektual, bung! dan intelektual tidak cukup membuktikan kamu benar-benar orang yang hebat. Orang hebat tidak pernah membanggakan dirinya pribadi. Orang hebat akan dibesarkan oleh orang-orang yang merasakan kehadiran dan kebermaatanmu.Â
KKN adalah salah satu ajang membuktikan bahwa seorang mahasiswa bukanlah pribadi kutu buku semata. Apalagi di masa pandemi Covid-19. Mahasiswa menjadi harapan bagi bangsa untuk bebas dari masa paceklik yang dirasakan selama kurang lebih 2 tahun.  Mahasiswa agent of change yang membawa perubahan bagi masyarakat. Melalui program KKN tahun 2021, mahasiswa Universitas Negeri Medan terdiri dari  Dwiki Li, Rodiah Pratiwi, Naifatun irbah, Eka Putri Mahara, Amira arazilla T, Mahdalena Sardi, Gusma Indrawan berupaya membuktikan hal itu semua dengan program-program yang dapat membantu masyarakat Desa Mangga Dua.
                                          Â
Desa Mangga Dua merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Berdasarkan histori dari cerita para petuah, nama Mangga Dua berasal dari pohon mangga yang tumbuh di perbatasan antara Desa Mangga Dua dengan Desa Nagur. Desa yang memiliki luas 612,31 Ha Km dipenuhi dengan segala potensi desa yang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam sosiologi pedesaan, desa mangga dua termasuk kedalam desa melingkar yang dikelilingi oleh persawahan. Kondisi ini membuat mayoritas penduduk merupakan petani. Melimpahnya hasil padi sebagai produksi utama pertanian membuat banyak sekam yang terbuang. Sekam biasanya dibakar dan tidak dimanfaatkan. Sekam biasanya hanya digunakan untuk menimbun genangan air dan terbuang begitu saja di halaman rumah warga. Sesunguhnya, apabila sekam padi tersebut dimanfaatkan dapat menjadi lahan ekonomi baru bagi masyarakat di Mangga Dua.Â
                                             Â
Briket Sekam padi menjadi ide yang disampaikan oleh mahasiswa KKN Universitas Negeri Medan Tahun 2021 kepada Kepala Desa Mangga Dua, bapak Budi Santoso, S.Pd. Selain bahan bakunya yang melimpah ruah, cara pembuatannya  dinilai cukup sederhana. Briket sekam padi dapat menjadi bahan bakar batubara dan bahan bakar untuk memasak. Â
Ide cemerlang tersebut memang bukanlah inovasi yang baru di bidang teknologi. Namun, hal tersebut merupakan terobosan baru bagi kemajuan desa di Mangga Dua. Sesuai dengan Tema KKN yang diusung "Revitalisasi desa di era new normal menuju indonesia emas 2045", Mahasiswa universitas Negeri Medan berharap potensi tersebut dapat menjadi peluang bisnis bagi masyarakat khususnya para pemuda yang belum memiliki pekerjaan.
Selain itu, dimasa pandemi mahasiswa KKN Mangga Dua diharapkan dapat menjadi pelopor pencegahan penyebaran Covid-19 dengan menghimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Melalui program-program yang sederhana tanpa harus merogoh biaya yang besar. Mahasiswa KKN Mangga Dua menggunakan kreatifitas dengan mendesain Poster sebagai media sosialisasi protokol kesehatan dan dipajang ditempat yang dianggap potensial menjadi kerumunan. Misal, warnet, warteg, warung kelontong, dan pasar desa.
                                      Â
Sesuai dengan latar belakang kampus pendidikan, mahasiswa tidak lupa bahwa sejatinya setiap orang adalah pendidik. Pendidikan di Desa Mangga Dua selama pandemi menjadi sorotan oleh mahasiswa-mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan ikut membantu guru-guru SD dalam mengajar peserta didik dari posko ke posko.
                                  Â
Masyarakat Mangga Dua mayoritas beragama Islam. Membaca Al-Qur'an dengan benar adalah keharusan bagi seorang muslim. Setiap sore menjelang senja, anak-anak di Dusun II Desa Mangga Dua selalu mengaji di salah satu rumah warga yang dengan sukarela mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur'an. namun, karena terbatasnya guru mengaji dan Al-Qur'an beserta Iqra membuat pengajaran menjadi terhambat. Lantas, mahasiswa harus peka terhadap persoalan-persoalan demikian. Langkah yang diambil adalah dengan ikut mengabdi selama KKN bersama anak-anak yang memiliki ketulusan hati membaca Al-Qur'an. sebuah program yang dapat membinah unsur rohaniyah diri yang dinilai sangat baik.
                                             Â
Ketulusan berbagi dikala pribadi dilanda sedih karena dunia belum kunjung memulih adalah barang mahal yang susah dicari. Berbagi tidak akan membuatmu miskin. Namun mampu memperkaya hati, insya Allah akan dibalas letihmu dengan seribu kebaikan. Lelahmu akan menjadi lillah. teman-temanku yang hari ini atau kemarin sudah melaksanakan KKN. Kami yakin, berat rasanya kaki melangkah membantu saudara-saudara kita yang hari ini sedang kesusahan ditengah corona yang menjadi momok. Intinya, kami berpesan semangat untuk para teman-teman mahasiswa KKN, mari kita bahu membahu membantu masyarakat melalui program positif lainnya.
Salam Mahasiswa KKN Mangga Dua Tanjung Beringin
Video Napak Tilas KKN Mangga Dua 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H