Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan masih cukup kuat mengatasi krisis ekonomi global. Pertumbuhan 2011 diprakirakan akan mencapai 6.6% terutama didukung oleh konsumsi dan kegiatan investasi. Namun demikian, pengaruh gejolak ekonomi global akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang diprediksi berada pada kisaran 6.2-6.7%.
Pernyataan di atas dikemukakan Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengaturan dan Penelitian Perbankan, Dr Muliaman D. Hadad, dalam diskusi bertajuk "Krisis Ekonomi Global Bagaimana Respons Indonesia?" di Akbar Tandjung Institute (ATI) Perdatam Jakarta, Senin siang (17/10/2011). Pembicara lainnya, yakni, Iman Sugema (Ec-Think) dan Hendrawan Supratikno (anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI).
Indikator masih kuatnya fundamental ekonomi Indonesia tersebut, lanjut Muliaman D. Hadad, dapat dilihat dari beberapa faktor kondisi perekonomian domestik terkini. Pertama, kinerja neraca pembayaran. Neraca pembayaran tahun 2011 diprakirakan akan mengalami surplus didukung pada Transaksi Berjalan dan Transasksi Modal Finansial. "Ke depan, NPI diprakirakan tetap masih mencatat surplus yang cukup besar," katanya.
Kedua, ekspor diprakirakan akan tetap tumbuh, namun perlu diwaspadai dampak perkmebnagan ekonomi global khususnya pada tahun 2012.
Ketiga, pertumbuhan investasi dipakirakan tetap kuat. Investasi akan terus meningkat didukung oleh konsumsi dan ekspor. Demikian pula persepsi terhadap fundamental ekonomi domestik yang tetap terjaga, serta iklim investasi yang membaik.
Keempat, rupiah mengalami tekanan depresiatif dengan volatilitas yang meningkat.
Kelima, tekanan inflasi terus menurun. Inflasi IHK pada Triwlan III-2011 tercatat sebesar 1,89% (qtq) atau 4,61% (yoy). Kenaikan inflasi inti pada triwulan III-2011 lebih karena kenaikan harga emas dan depresiasi nilai tukar sejalan dengan gejolak eksternal yang meningkat.
Keenam, fungsi intermediasi perbankan berjalan cukup baik dengan pertumbuhan kredit tinggi (15% ytd dan 23,8% yoy) serta kualitas sangat baik
Mengantisipasi krisis ekonomi global agar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia dapat diminimalisir, Muliaman D. Hadad berujar, "Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global serta menempuh respon suku bunga serta bauran kebijakan moneter dan makroprudensial lainnya untuk memitigasi potensi penurunan kinerja perekonomian Indonesia tersebut. Yakni dengan tetap mengutamakan pencapaian sasaran inflasi yaitu 5%±1% pada tahun 2011 dan 4,5%±1% pada tahun 2012."
****
Hal-hal terkait detail permasalahan yang disampaikan Deputi Gubenur BI, Dr Muliaman D. Hadad dalam diskusi di atas, silakan unduh papernya dalam format PDF berikut :
Perekonomian Global dan Respon Kebijakan Indonesia, Muliaman D. Hadad, Deputi Gubenur BI.
***
Dokumentasi Foto Diskusi "Krisis Ekonomi Global Bagaimana Respons Indonesia?" di kantor Akbar Tandjung Institute (ATI):
[caption id="attachment_5691" align="alignnone" width="300" caption="Dr. Muliaman D. Hadad"]
[caption id="attachment_5693" align="alignnone" width="300" caption="Hendrawan Supratikno"]
[caption id="attachment_5694" align="alignnone" width="300" caption="Iman Sugema"]
[caption id="attachment_5687" align="alignnone" width="450" caption="dari kiri ke kanan: Muliaaman D. Hadad, Hendrawan Supratikno, Iman Sugema dan Puji Wahono"]
*****
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi Dwiki Setiyawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H