Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Money

Ramadhan Unik: Es Batu Kompres Kepala Siswa Sekolah Dasar

19 Agustus 2011   18:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di bulan Ramadhan ini, ada sebuah fenomena unik yang saya saksikan di beberapa sekolah dasar (SD) swasta di Jakarta. Fenomena dimaksud yaitu munculnya beberapa pedagang khusus penjual es batu dalam kemasan plastik, yang ternyata laris manis diserbu pembeli. Usut punya usut, es batu tersebut bukan untuk dikonsumsi melainkan digunakan untuk mengompres kepala siswa-siswa SD usai bubaran sekolah, dan mereka tengah menunggu jemputan mobil atau angkutan umum.

Bubaran sekolah siswa-siswa SD selama bulan Ramadhan pada pukul 12.00 wib, saat matahari tengah terik-teriknya dan menyengat kulit. Bagi siswa SD yang tengah menjalankan ibadah puasa, tidak ada penawar jitu lainnya untuk menyegarkan bagian-bagian tubuh yang kegerahan --terutama kepala-- selain mengompresnya memakai es batu. Mak nyes rasanya.

Fenomena unik di atas setidaknya dapat disaksikan di Sekolah Dasar (SD) PB Soedirman kawasan Cijantung Jakarta Timur, di mana anak kedua saya menempuh pendidikan dasarnya. Terbuat dari air mentah, satu kemasan plastik dijual seharga Rp 1.000 (seribu rupiah). Pedagangnya yang kreatif dan pintar mengambil peluang emas ini, menstok persediaan barang dagangan dalam kontainer-kontainer khusus. Ia pun menjual dagangan di posisi strategis di depan pintu utama keluar komplek sekolah.

Beberapa siswa SD bahkan tidak hanya cukup membeli satu kemasan plastik es batu. Jadilah terkadang terlihat tingkah polah lucu dari siswa-siswa ini. Tangan kiri dan kanan memegang es batu, mereka lantas menggosok-gosokkan es batu itu ke bagian-bagian tertentu anggota tubuhnya yang kegerahan dengan gerakan meliuk-liuk. Sementara tas jinjing atau punggung sekolah yang cukup berat padanya terayun-ayun ke sana ke sini mengikuti liak-liuk gerakan tubuh tersebut.

Padagang es batunya sendiri tentu menangguk untung besar atas peluang bisnis musiman ini. Saya rasa modal yang dikeluarkan untuk sebuah kemasan plastik sedang itu kurang lebih sepertiga harga jual atau Rp 350 (tiga ratus lima puluh rupiah). Padahal setiap hari seorang pedagang bisa menjual hingga ratusan kemasan selama musim masuk sekolah di bulan Ramadhan ini. Terjual seratus buah saja, dalam beberapa jam seorang pedagang mendapat untung Rp 65.000 (enam puluh lima ribu rupiah).

Jika pembaca jeli setelah membaca posting ini, peluang bisnis menjual es batu kemasan plastik ini bisa diterapkan bukan hanya di kompleks sekolah swasta seperti yang saya ceritakan di atas. Di kota-kota besar tanah air yang tingkat kapadatan lalu lintasnya tinggi, bisnis es batu ini bisa dicoba. Anda hanya dipersyaratkan memiliki kulkas, dan mempersiapkan beberapa kontainer penyimpan stok es batu. Lantas mencari tempat strategis di mana banyak lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki, dan menjajakannya. Saya kira bisnis minim modal ini sangat prospektif di bulan Ramadhan.

Pembaca Kompasiana yang tinggal di sepanjang jalur arus mudik dan arus balik tahun ini juga sila mencoba bisnis kecil-kecilan es batu kemasan plastik. Carilah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang padat oleh arus pemudik menjelang lebaran, dan arus balik pasca lebaran. Terutama SPBU yang sangat ramai oleh pengendara sepeda motor. Saya jamin bisnis ini cukup langka dan mendatangkan untung lumayan. Berani coba?

[Telkomsel Ramadhanku].

*****

Posting Sebelumnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun