Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepotong Kayu untuk Tuhan

3 September 2010   19:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:28 4276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kayu telah ditebang, ia hanyutkan balok kayu itu ke sungai. Dan kayu itu pun terhenti tepat tidak jauh dari tempat ibadah yang akan dibangun. Si lelaki tua yang saleh itu gembira, tidak lama lagi angan-angannya menyumbang tanpa diketahui banyak orang tersebut akan terwujud. Pikirnya, orang-orang akan melihat balok kayu itu dan akan membawanya ke tempat ibadah yang sedang dibangun.

Akan tetapi untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, tengah malam banjir datang dan kayu nangka itu pun hanyut dibawa air bah ke tempat yang jauh dan tak diketahui lagi di mana rimbanya.

Semestinya cerpen Sepotong Kayu untuk Tuhan itu ditutup dengan kekecewaan sang tokoh, namun Kuntowijyo melakukan hal sebaliknya. Lelaki tua itu berhasil mengatasi kekecewaannya dengan iman. Seraya menyadari kesalahannya, lelaki tua itu tersenyum dan berkata, “Sesuatu telah hilang. Tidak. Tidak ada yang hilang. Sampai kepada-Mu-kah, Tuhan?”

***

Dalam cerpen Sepotong Kayu untuk Tuhan di atas ditekankan masalah kecintaan seseorang kepada Tuhan dan pengabdiannya yang tanpa pamrih. Dikatakan oleh Kuntowijoyo dalam cerpennya itu bahwa segala sesuatu tidak pernah diciptakan sia-sia, dan karenanya manusia tidak boleh menyia-nyiakan waktu, yakni dengan bekerja, berpikir dan beribadah secara giat. Juga ditonjolkan hendaknya segala apa yang dikerjakan oleh individual datang dari kesadaran bukan karena paksaan dari luar.

*****

Sumber Ilustrasi Gambar: http://karanganyar.olx.co.id

Referensi: Abdul Hadi WM, Sastra Transedental dan Kecenderungan Sufistik Kepengarangan di Indonesia, makalah Festival Istiqlal tahun 1991.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun