Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Spirit Kerja Keras Adalah Energi Kita

2 Januari 2010   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:40 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja Keras Adalah Energi Kita

[caption id="attachment_3757" align="alignleft" width="194" caption="Kerja Keras Adalah Energi Kita"][/caption]

DALAM Ilmu Fisika, kerja dirumuskan sebagai besarnya gaya yang dikenakan pada suatu obyek dikalikan dengan gerak obyek tersebut pada arah gaya itu. Ketika kerja berlangsung, terjadilah perpindahan energi kepada obyek tersebut. Jadi hakikatnya kerja adalah energi yang sedang mengalir. Atau dapat juga kita katakan sebagai energi yang sedang berlangsung (Jansen Sinamo: 2009).

Yang menarik dari pengertian fisika itu, gaya harus mengakibatkan terjadinya gerak. Jika geraknya nol maka kerjanya pun sama dengan nol. Jika anda menangkat tabung gas elpiji ukuran kecil, tetapi diam saja ditempat, biarpun kerja keras setengah mati, maka kerja anda sama dengan nol. Dengan kata lain, kerja harus mendapatkan hasil. Tidak ada kerja tanpa hasil nyata.

Manusia pun dipandang sebagai suatu sistem energi dimana manusia bisa bekerja menurut pengertian fisika di atas, yakni memindahkan energi dari dalam dirinya sendiri kepada obyek tertentu sehingga timbul hasil. Jika yang dikerahkan adalah energi biofisik maka dinamakan kerja fisik, Jika energi yang dilepaskan adalah energi biopsikis maka disebut kerja mental. Sedangkan jika energi yang dipancarkan energi spiritual maka dijuluki kerja rohani. Namun apabila kita mengharapkan suatu tujuan dengan capaian hasil tertentu, maka kerja yang dilakukan manusia haruslah menggabungkan dan menyelaraskan elemen energi fisik, psikologis dan spiritual itu. Ketiga elemen ini menyiratkan bahwa dalam bekerja kita menggunakan fisik, otak (intelektual) dan hati.

Senyawa ketiga elemen itulah sesungguhnya yang kita namakan Spirit Kerja Keras Adalah Energi Kita. Karenanya pula, tidaklah berlebihan jika BUMN sekelas Pertamina menjadikan Kerja Keras Adalah Energi Kita sebagai kata kunci (key word) dalam kontes blog yang diselenggarakan dalam rangka hari jadinya ke-52 yang jatuh pada 10 Desember 2009 lalu. Kata kunci Kerja Keras Adalah Energi Kita yang dipakai Pertamina tersebut mengandung maksud tersirat, bahwa untuk mencapai suatu cita-cita hendaknya kita mendayagunakan energi fisik, intelektual dan spiritual dalam bekerja secara simultan.

Kerja Keras Adalah Energi Kita

Berkenaan dengan itu pula, untuk mewujudkan visinya sebagai perusahaan minyak nasional kelas dunia, Pertamina akan berusaha mengerahkan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki seotimal mungkin dengan tiga elemen di atas.Yakni SDM yang dalam menjalankan tugasnya senantisa diliputi energi fisik, intelektual dan spiritual. Dengan senyawa tersebut, terkandung pula maksud suatu keseimbangan norma dan nilai hidup. Yang pada gilirannya membentuk dengan kuat karakter dan budaya perusahaan.

Dengan karakter dan budaya perusahaan Kerja Keras Adalah Energi Kita dimaksud, Pertamina akan mengejar ketertinggalannya dengan perusahaan minyak asing lainnya yang telah mendunia. Namun demikian, cita-cita untuk menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia itu bukanlah sesuatu yang instan. Diperlukan impelementasi secara operasional dan terukur pencapaian hasilnya.

Hal-hal berkaitan dengan implementasi operasional dan pencapaian keberhasilan secara terukur itu, akan saya bahas lagi dalam tulisan mendatang.

ooOOOoo

Sumber Gambar Kerja Keras Adalah Energi Kita: Koleksi Pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun