Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Doa Terindah

15 Desember 2009   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_3464" align="alignleft" width="176" caption="Pendoa (http://www.shutterstock.com)"][/caption]

ALKISAH ada seorang ibu yang gemar berdoa. Waktu doa senantiasa ditunggu-tunggu lantaran baginya berdoa itu menggembirakan hatinya. Ia mencintai Tuhan dengan segenap jiwa raganya. Ke manapun ia pergi, buku doa selalu dibawanya. Apabila waktu doa tiba dengan serta merta dan segera ia segera khusuk berdoa.

Pada suatu hari ia bekerja di ladangnya. Ketika jadwal doa petang tiba barulah ia sadar bahwa buku doanya ketinggalan. Ia merasa panik. Akan tetapi setelah berpikir sejenak, ia mendapat gagasan cerdas dan mulai berdoa.

"Ya Tuhan Maha Pengasih, ampunilah hamba-Mu karena lupa membawa buku doa, padahal tanpa buku doa itu aku tidak bisa berdoa dengan baik. Namun aku akan mengucapkan huruf a sampai z. Kemudian dengan suara lirih perlahan dan penuh penghayatan diejanya susunan abjat: a, b, c, d, e, ..., z. Lantaran Engkau Maha Tahu ya Tuhan mohonlah kiranya menyusun sendiri huruf-huruf tadi menjadi untaian doa petang ini." Sesudah berterima kasih ia pun mengucapkan amin.

Di surga, konon, Tuhan sangat gembira. "Wahai para malaikat," seru Tuhan memanggil hamba-hamba surgawi itu, "Lihat, inilah doa terindah yang naik hari ini karena datang dari hati yang penuh cinta dan diungkapkan dengan cerdas dan kreatif."

Semua malaikat turut senang dengan doa yang unik dan cerdas itu....

***

Cerita sufi di atas saya kutip dari karya Anthony De Mello, Contact with God: Retreat Conferences (Chicago: Loyola Press, 1991). Anthony De Mello, adalah seorang Romo Yesuit dan Direktur Institut Sidhana di Poona, India.Gayanya dalam menulis penuh dengan kekocakan, sindirian, dan satiris akan kehidupan keimanan seseorang (dalam hal ini keimanan Katolik). Namun demikian, cerita-ceritanya penuh dengan pesan moral tinggi.

Karya-karya Tony --demikian panggilan akrab Anthony De Mello-- yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, diantaranya: Burung Berkicau (Song of the Bird), Berbasa Basi Sejenak 1 & 2 (One Minute Nonsense), Dipanggil untuk Mencinta (Call to Love), Doa Sang Katak 1 & 2 (The Prayer of The Frog 1 & 2), Hidup di Hadirat Allah (Contact with God: Retreat Conferences) dan lain-lain.

Apabila anda menghayati dan mencerna cerita di atas, sesungguhnya Tony De Mello tengah menyindir para pemeluk teguh agama (manapun). Bahwa banyak orang berdoa kepada Tuhan, namun hanya mengikuti proses ritual belaka. Tanpa seseorang menghayati makna terdalam akan doa yang dipanjatkannya itu.

Banyak pula orang berdoa, namun ia ngebut dalam doanya. Tidak ada kekhusukan didalamnya. Seakan-akan dengannya, Tuhan pasti akan mengabulkan doa tersebut. Sebuah sindiran yang mengena. Dan mudah-mudahan, kita tidak termasuk dalam golongan pendoa semacam itu.

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun