Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merawat Ingatan Melalui Buku Harian (Diary)

21 November 2009   10:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:15 1457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buletin Kabar dari Chiara (dwiki file)

[caption id="attachment_3129" align="alignleft" width="182" caption="Ilustrasi Buku Harian (http://www.intertype.com.au)"][/caption]

WIKIPEDIA bahasa Indonesia menyatakan bahwa Buku Harian atau Diary adalah catatan kejadian yang kita alami sehari-hari. Kita menulis kejadian yang mengesankan pada hari ini pada buku diary. Fungsi Diary adalah sebagai kenangan masa-masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai momentum sejarah kehidupan kita. Seiring dengan perubahan jaman yang terlalu cepat sehingga perubahan tersebut membuat individu semakin stress entah dengan kariernya atau keluarganya, Diary atau buku harian pun berubah fungsi dari sekedar menyimpan kenangan menjadi sebuah media untuk mencurahkan perasaan seseorang atas masalah yang dihadapinya. Menurut Alice D. Domar, menulis buku harian adalah sebuah langkah untuk mengungkapkan emosi dan perasaan kita dan membantu kita untuk merawat pikiran kita. Juga dengan berkembangnya teknologi, buku harian sekarang tidak hanya ditulis pada secarik kertas namun juga bisa berupa data di komputer atau bahkan ada yang berupa fasilitas daring untuk menulis buku harian di internet.

Ingatan sebagaimana tumbuhnya sebuah tanaman, perlu perawatan khusus dalam bentuk pemupukan, penyiraman, penyiangan tanaman pengganggu, dan penyemprotan hama agar ia kelak menjadi pohon yang baik. Sebuah pohon yang baik, dicirikan oleh bagaimana  akarnya kokoh menghujam ke bumi, dan cabangnya berkembang ke langit, serta buahnya dinikmati manusia sekelilingnya. Seseorang yang mampu merawat ingatan dalam perjalanan hidupnya niscaya akan menjadi pribadi yang memiliki akar akan kesejarahannya. Tentang diri, keluarga dan lingkungannya yang pernah dijalani. Di mana kelak kemudian hari, akan membantunya sebagai panduan untuk melangkah ke arah kehidupan yang lebih baik.

Lantaran sadar akan pentingnya buku harian sebagaimana diungkapkan di atas, tatkala istri akan melahirkan anak pertama pada 1998, saya memberinya hadiah sebuah buku agenda untuk dijadikan buku harian. Untuk mencatat hal-hal penting berkaitan dengan tumbuh-kembang si anak juga peristiwa lain yang melingkupinya. Tujuan utamanya tiada lain untuk merawat ingatan melalui buku harian (diary).

Sekalipun awal-awal buku harian tersebut ditulis oleh orang tuanya, siapa tahu nanti si anak juga akan melanjutkan penulisannya (tentunya apabila ia sudah mampu menuangkan dalam bentuk tulisan).

Berselang lebih dari 10 tahun semenjak istri membuatkan buku harian anak, saya sendiri cukup takjub dengan isi catatan yang tergores didalamnya. Betapa tidak? Dari dua buah buku harian anak yang ada, ibaratnya dengan membaca diary tersebut serasa merangkai-rangkai mozaik masa perjalanan sebuah keluarga yang telah dijalani dalam kurun waktu itu. Dengan segala suka dukanya.

Melalui buku harian itu pula, saya disegarkan oleh ingatan-ingatan peristiwa semenjak 14 April 1998 tatkala anak pertama lahir dan sesudahnya. Mulai dari hal-ihwal kelahiran, kapan syukuran aqiqohnya, kejadian saya dan istri terkena sakit cacar air, pindah kontrakan, antrian sembako, kejatuhan rezim Orde Baru dan sebagainya. Hal-hal kecil menyangkut obat-obat apa yang digunakan tatkala anak mengalami sakit juga dicatat di buku harian.

Tanggal 14 Mei 1998, istri menulis, "Hari ini terjadi kerusuhan di Jakarta, bahkan di kota-kota lain. Kami semua ketakutan. Suasana begitu mencekam. Televisi memberitakannya. Dan ayahnya yang pergi siang hari jadi nggak bisa pulang. Tapi alhamdulillah sakitnya Sabrina juga baikan."

Perhatikan gambar berikut ini. Kejatuhan rezim Orde Baru juga disinggung sedikit pada sebuah halaman buku harian dimaksud.

[caption id="attachment_3132" align="alignnone" width="400" caption="Buku Harian Chiara Sabrina Ayurani (dwiki file)"]

[/caption]

Dan masih banyak lagi cerita lainnya baik kisah keluarga maupun peristiwa aktual yang terjadi saat itu bisa terekam. Dan menjadi suatu kenangan tersendiri ketika membacanya kembali.

***

Disamping buku harian, saya juga membuat buletin atau newsletter untuk anak dan diedarkan cuma-cuma buat teman-temannya di kelas. Maksud hati juga sebagai bagian dari merawat ingatan. Namun sayang, hanya beberapa kali beredar akhirnya kandas karena sesuatu kesibukan.

Edisi percobaan newsletter itu mendapat respon cukup baik dari teman-teman anak. Terbukti beberapa kali istri ditanya soal bagaimana membuatnya dan kelanjutan newsletter dari ibu-ibu teman anak kala ia mengantar ke sekolah anak.

Mudahan-mudahan buletin itu dalam waktu dekat bisa direaliasikan lagi. Di samping tentunya di-share pula lewat media yang lebih canggih dan berjangkauan luas semisal blog.

[caption id="attachment_3133" align="alignnone" width="400" caption="Buletin Kabar dari Chiara (dwiki file)"]

[/caption]

*****

Dwiki Setiyawan, Kompasianer yang menyayangi keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun