Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Menjadi Tamu Tak Diundang di Pesta Perkawinan

14 November 2009   19:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:20 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama di Solo, saya rasa tidak kurang 10 kali telah berpetualang menjadi 'tamu tak diundang' di pesta perkawinan semacam itu. Hingga tulisan ini dibuat, tidak ada seorangpun teman yang mengetahui soal rahasia dan petualangan ini. Soalnya saya melakukannya seorang diri dan malu juga mengungkap 'aib' ini. He..he..he...

Pernah suatu waktu ada teman yang menanyakan soal kehadiran di pesta perkawinan ini, termasuk beberapa abang becak yang mangkal di Jalan Yosodipuro Nomor 81 itu dan mengenal saya. Biasanya saya hanya menjawab, dari menghadiri pesta perkawinan kerabat dari Klaten.

***

[caption id="attachment_3053" align="alignleft" width="300" caption="Balai Kartini Sebelum Renovasi (http://www.balaikartini.com)"]

[/caption]

Untuk mengenang sebagai 'tamu tak diundang di pesta perkawinan ' di atas, selama lebih 10 tahun di Jakarta, saya hanya melakukan satu kali ritual menghadiri resepsi perkawinan di Balai Kartini Jalan Gatot Subroto pada akhir tahun 1990-an sebagai 'tamu tak diundang'. Itupun kejadiannya tidak disengaja.

Sebagai gambaran. Balai Kartini dimiliki oleh Yayasan Eka Paksi. Sebuah yayasan milik Angkatan Darat. Selain Gedung Manggala Bhakti milik Dephut, tahun-tahun itu Balai Kartini termasuk gedung tempat resepsi perkawinan yang favorit. Lantaran letaknya yang strategis.

Bentuk bangunan Balai Kartini sekarang ini berbeda dengan di akhir tahun 1990-an. Saat itu, hanya berdiri satu lantai dan tidak semegah saat ini. Memiliki beberapa ruangan pertemuan, bercat putih, posisi gedung menjorok ke dalam dengan halaman cukup luas, serta belum ada jembatan layang di depannya.

Kontrakan saya di daerah Susukan Ciracas Pasar Rebo dan tempat kerja di daerah Senayan. Otomatis setiap hari saya melewati Balai Kartini tersebut. Suatu hari (tanggal dan bulannya lupa), saat berangkat kerja dengan bergelantungan di bus Mayasari Bhakti P-6 jurusan Kampung Rambutan-Grogol yang penuh sesak, dan saya lihat akan ada resepsi perkawinan di Balai Kartini. Kebetulan di kantor siangnya ada acara yang mengharuskan pakai baju batik.

"Wah kebetulan nich, nanti pulang sekalian mampir dulu ke pesta perkawinan di Balai Kartini," batin saya. Malamnya dengan memakai baju batik yang dipakai siang harinya, saya beranikan diri untuk hadir di pesta perkawinan itu.

Seperti saya ceritakan di atas, di pintu masuk tetap mengisi buku tamu. Menulis nama saya Iwan, dan alamat Cijantung Jakarta Timur, sambil berbisik mengatakan pada panitia di meja daftar hadir dan kotak dana, "Sumbangan sudah diberikan di acara akad nikah mempelai."

Ternyata yang melangsungkan perkawinan anak seorang Jenderal TNI AD! Mempelai laki-lakinya juga bekas Taruna Akmil. Itu terlihat dengan banyaknya teman-teman si mempelai laki-laki yang semua pakai seragam sama, tinggi-tinggi dan semua tampan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun