Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gimana... Ngamen Kok Nggak Hapal Lagu?

12 November 2009   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:22 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengamen di Bonbin Ragunan (dwiki file)

Tatkala lagu "Munajat Cinta" dari The Rock yang dibawakan Ahmad Dhani "booming" hampir semua pengamen yang mendatangi rumah saya menyanyikan lagu tersebut.

The Rock feat Ahmad Dhani Munajat Cinta Malam Ini Kusendiri Tak Ada Yang Menemani Seperti Malam Malam Yang Sudah Sudah Hati Ini Selalu Sepi Tak Ada Yang Menghiasi Seperti Cinta Ini Yang Slalu Pupus Reff : Tuhan Kirimkanlah Aku Kekasih Yang Baik Hati Yang Mencintai Aku Apa Adanya... Mawar Ini Semakin Layu Tak Ada Yang Memiliki Seperti Aku Ini Semakin Pupus... Back To Reff

Ada seorang pengamen datang dengan menyanyi lagu di atas. Ternyata lirik-lirik yang dinyanyikan ada yang salah. Seharusnya, "Seperti cintai ini yang slalu pupus." Kata pupus menjadi putus. Beda-beda dikit masih ditoleransi lah.

Setelah berlalu, saya minta anak kedua, Kevin, untuk menguntit pengamen itu beberapa saat. Begitu pulang ia lapor, "Yah, pengamennya payah. Lagu yang dinyanyikan Munajat Cinta melulu...." Ha..ha..ha.

***

Setiap ada pengamen datang dan kebetulan saya ada di rumah, saya menunggu sang pengamen untuk membawakan liirik lagu hingga pamungkas. Tidak pernah, baru sepenggalan bait dinyanyikan langsung saya beri uang jasa. Kepada anak-anak pun, saya senantiasa menekankan pabila ada pengamen "menyambangi" rumah, jangan memberikan uang jasa sebelum lirik lagu yang dinyanyikan selesai. Tujuannya untuk mendidik anak menghargai sebuah karya seni dan juga mendidik si pengamennya sendiri menambah kualitas kepengamennya.

Berkaitan dengan itu, uang-uang logam receh mulai Rp 100, Rp 200 hingga Rp 500 sisa kembalian belanja saya taruh pada tempat khusus, yang sewaktu-waktu mudah diambil anak untuk diberikan pada pengamen atau pengemis yang datang.

Mendidik anak untuk memperkenalkan dan menghargai sebuah karya seni, hemat saya bisa dilakukan dengan contoh-contoh nyata yang dihadapi keseharian si anak. Pun mengapresiasi sebuah karya seni, misalnya, memberi recehan logam pada pengamen yang datang ke rumah juga bagian dari memupuk kecintaan dan kepedualian anak pada sebuah karya seni.

Bagaimana menurut anda?

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun