***
Menyadari pentingnya pendidikan untuk pengemudi sebagaimana rekomendasi WHO diatas, PT Ford Motor Indonesia melalui Program Driving Skills for Life (DSFL) mendukung langkah-langkah untuk meningkatkan kebiasaan mengemudi sehingga dapat menekan kecenderungan tingginya kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Menurut Presiden Direktur PT Ford Motor Indonesia, Will Angope, Program DSFL memiliki misi utama yang sederhana: mengajarkan dasar-dasar keselamatan mengemudi yang sangat mudah dan dipraktekkan, yang juga memberikan teknik mengemudi yang dapat menghemat bahan bakar dan sangat relevan dengan kondisi naiknya harga bahan bakar minyak dewasa ini.
Di situs resminya (Klik Sini), dikatakan bahwa Program DSFL telah mencatat keberhasilan yang signifikan ketika pertama kali diterapkan di Amerika Serikat dan Eropa. Program ini membantu kepada para pengemudi agar lebih aman dalam berkendara dan hemat bahan bakar. Di Indonesia, DSFL telah mengadopsi program dan disesuaikan dengan lingkungan di sini dan kondisi jalan pada umumnya.
Selanjutnya dikatakan, tujuan hadirnya Program DSFL di Indonesia adalah ingin melengkapi pengemudi di Indonesia dengan cara pikir positif tentang betapa berharganya keselamatan di jalan, mengembangkan kemampuan mengemudi yang ekonomis (eco driving) dan keahlian yang akan memberikan kontribusi terhadap budaya disiplin mengemudi.
Di bagian lainnya, DSFL Indonesia pada acara sesi Break Out Pesta Blogger 2009 (24/10) menyampaikan bahasan 10 Tahapan atau Tip berkendara agar menjadi pengemudi yang aman dan selamat, pengemudi yang bijak, meningkatkan jarak tempuh kendaraan anda, menghemat pengeluaran dan mengurangi polusi. Tip tersebut mencakup tiga pilar dari DSFL, yakni: smart driving (kecerdasan mengemudi), protecting live (memproteksi hidup) dan saving fuel (penghematan bahan bakar). Mari kita simak selengkapnya:
Tip 1: Selalu gunakan sabuk pengaman (seat belt atau safety belt) setiap waktu. Sabuk pengaman dapat melindungi penggunanya dari cidera yang lebih parah dalam suatu kecelakaan. Ia dapat berfungsi menahan tubuh sehingga tidak membentur dashboard, terlontar keluar kaca depan, atau terlempar dari pintu atau kaca samping saat-saat terjadi benturan pada kecelakaab.
Tip 2: Untuk jarak pandang atur kaca spion. Kebanyakan pengemudi tidak menyesuaikan kaca spionnya dan tidak memanfaatkan seoptimal mungkin dengan terlalu melihat sisi kendaraannya sendiri. Semua jenis kendaraan dengan berbagai bentuk dan ukuran mempunyai blind spots. Semakin besar kendaraan, semakin besar blind spots areanya. Blind spots adalah area yang tidak terlihat oleh pengemudi baik secara langsung (terhalang) atau melalui kaca spion (keterbatasan bidang pandang kaca spion). Blind spots terjadi karena manusia hanya mampu melihat 90° tiap sisi dan keterbatasan sudut pandang kaca spion kendaraan tidak bisa diperbesar lagi.
Tip 3: Pengemudi yang defensif. Pengemudi yang defensif artinya yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan tenang. Dan mampu mengantisipasi situasi kondisi lalu lintas di depannya. Kunci untuk menjadi pengemudi defensif meliputi 4 hal, yaitu: Awareness (kesadaran), Alerness (kewaspadaan), Attitude (sikap mental) dan Anticipation (reaksi).
Tip 4: Gangguan dalam berkendara. Mengemudi adalah pekerjaan yang berbahaya, untuk itu dibutuhkan konsentrasi penuh pada saat memegang kemudi. Harus diingat: membiarkan konsentrasi terganggu saat mengemudikan kendaraan dapat menyebabkan celaka. Termasuk gangguan dalam mengemudi ini antara lain: penggunaan radio dan tv mobil, merokok, makan atau minum dan penggunaan handphone serta gangguuan eksternal umpamanya pengemudi laki-laki melihat perempuan cantik dengan busana aduhai di pinggir jalan.
Tip 5: Menjaga jarak aman saat mengemudi. Bagi pengemudi defensif, ia senantiasa menyediakan ruang dengan depan, belakang dan samping kendaraannya. Jarak aman yang ideal antar kendaraan kira-kira 3 detik.