Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menjadi Duta Besar Keliling Kompasiana

25 Oktober 2009   02:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:32 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
//www.facebook.com/agathanovi)

[caption id="attachment_2852" align="alignright" width="294" caption="Agatha Novi Ardhiati (http://www.facebook.com/agathanovi)"][/caption]

"DARI Kompasiana ya mas?" tanya penuh selidik Chicha Syahrul, penjaga stand organisasi nirlaba Books for Hope (BfH) di ajang Pesta Blogger 2009 (24/10). Tanpa ragu-ragu saya menjawab, "Ya Mbak. Jabatannya Duta Besar Keliling Republik Kompasiana."

Jawaban spontan itu ternyata mengena. Diselang-seling canda segar, perbincangan selanjutnya terasa cair dan mengalir. Disamping Chicha, duduk Lydia Martun aktivis BfH lainnya yang dengan antusias ikut terlibat pembicaraan soal Kompasiana.

Di luar dugaan ternyata Chicha Syahrul sudah familiar dengan Kompasiana. Ia, katanya, seorang pembaca aktif Kompasiana beberapa waktu lalu, namun akhir-akhir ini sudah jarang membuka kanal blog ini. Lantas saya menginformasikan pada keduanya bahwa Kompasiana kini telah tampil dengan perwajahan baru. Dan akan membuat jatuh cinta begitu melihatnya kembali. Sembari saya kemukakan, visi dan misi organisasi yang kini mereka geluti itu perlu juga di-share pada publik melalui Kompasiana. Mereka mengiyakan dan berjanji akan menindaklanjuti tawaran menarik itu.

Di situs Books for Hope (BfH), Lydia tercatat sebagai Chief Operating Officer BfH. Lulusan cumlaude Sarjana Teknik Industri dan cumlaude Master Finance Universitas Indonesia ini, sehari-hari bekeja di the Development Bank of Singapore (Bank Pembangunan Singapura). Ia fasih beberapa bahasa asing, termasuk bahasa Mandarin. Kemampuan menguasai bahasa Mandarin itu, ia dapatkan karena pernah setahun belajar di Beijing. Disamping keahlian berdasar latar belakang pendidikan dan pekerjaan utama, di BfH ia memiliki semangat untuk mengembangkan metode pedagogi dalam menanamkan minat di kalangan anak-anak untuk membaca dan belajar. [caption id="attachment_2860" align="alignleft" width="194" caption="Chicha Syahrul (Akun FB Chicha)"]

[/caption]

Sepulang dari Pesta Blogger (pb2009), saya menjelajah blantika maya untuk lebih tahu kedua perempuan cantik di atas. Namun hanya satu orang saja yang terdekteksi latarbelakangnya agak lengkap, yakni Lydia Martun.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat, diplomasi yang tengah saya rintis, kedua orang itu akan bergabung dalam keluarga besar Kompasiana. Khusus untuk Lidya, tulisannya mengenai teknik menanamkan minat belajar dan membaca anak, pastinya akan menjadi sebuah tulisan khas di Kompasiana.

Orang ketiga dalam misi diplomatik yang saya emban di Pesta Blogger, yaitu: Agatha Novi Ardhiati. Dia seorang "teman-temanan" atau tepatnya teman virtual di akun Facebook saya, dan baru jumpa darat kali pertama kemarin.

Kepadanya saya katakan bahwa saya dari Kompasiana, dan "kenal" dengan Agatha di akun FB. Saya kemukakan pula bahwa cerpen-cerpen dia di blog personalnya sangat bagus, dan kiranya bisa di-share di Kompasiana pada Rubrik Fiksi. Saya katakan pula, kalau sudah di-share dan sewaktu-waktu ada masalah serius dengan situsnya, masih ada back up-nya yang lain. Semoga Agatha mau juga bergabung.

Untuk mengobati rasa penasaran pembaca tentang sosok yang saya bicarakan ini, dan foto profilnya terpampang pada awal postingan, silakan kunjungi situs pribadinya (Klik Disini).

***

Menjadi Duta Besar Keliling Kompasiana, saya rasa tidak ada salah dan ruginya bagi Kompasianer di manapun kini berada --sekalipun tidak ada surat pengangkatan dari Admin Kompasiana. Kita tidak akan rugi dengan "tugas sampingan" tersebut.

Bahkan lebih banyak untungnya. Bagi saya pribadi, untung gandanya, yakni: bisa berkenalan dengan perempuan-perempuan cantik. He..he..he... Oya, dari penelusuran terhadap posting-posting yang ada, beberapa Kompasianer telah mempraktekkannya. Salah satunya, Daeng ASA dalam "merekrut" Mama Mariska Lubis (MML).

Lydia Martun (Profil Friendster Lydia)

Dengan mempromosikan Kompasiana dari mulut ke mulut kepada orang-orang dekat, kenalan dan teman virtual (di blantika maya) sekurang-kurangnya ia akan menjadi "pelanggan tetap" postingan-postingan yang kita rilis. Jalinan yang terhubung bukan karena mutu, heboh atau panjang-pendek postingan yang kita buat. Akan tetapi sudah bersifat pribadi dan mengikat.

Apabila anda bisa merekrut 100 orang untuk registrasi di Kompasiana, dan mereka menjadi pembaca atau penulis aktif, maka postingan kita minimal juga dibaca atau dikomentari oleh sebagian besar orang yang kita rekrut itu.

Semakin banyak orang yang kita rekrut bak pendekatan Multi Level Marketing (MLM) ini, sebagai "komandan"-nya otomatis kita tidak usah repot-repot merayu-rayu orang melalui blog, situs pertemanan (FaceBook, Friendster, Twitter dsb), mailing list dan sebagainya mengunjungi postingan kita. Sudah cukup dengan "pelanggan tetap" yang kita miliki.

Sementara itu, apabila anda juga memiliki blog personal sebagai mirror blog-nya, dan juga ingin mendapat lalu lintas kunjungan yang cukup ramai, maka tinggal dibagi saja para pelanggan tetap itu. Atau bisa juga dengan metode-metode konvensional lain tetap kita lakukan.

Suatu malam, Ketua Rukun Warga (rw) di lingkungan saya tinggal bertemu dalam suatu acara. Ia dengan gembiranya mengungkapkan rasa terima kasih, lantaran sebuah fotonya saya tampilkan pada postingan Kompasiana --sebagai sebuah ilustrasi. Sebelumnya saya sempat berujar padanya, kalau mengklik namanya sendiri di mesin pencarian Google, akan didapatkan fotonya terpampang di halaman satu pencarian gambar Google.

Itu juga bagian dari misi diplomatik untuk mempopulerkan Kompasiana. Cara-cara lain di luar promosi langsung dengan target orang yang kita tuju, yang sudah banyak dilakukan yakni melalui situs pertemanan dan mailing list. Yang terakhir ini juga mirip dengan apa yang jadi fokus bahasan tulisan ini.

Di satu sisi kita ingin agar postingan kita dibaca publik dengan jumlah tertentu, di sisi lain mempopulerkan situs Kompasiana atau blog personal. Atau bisa juga sebaliknya.

Jangan mentang-mentang telah memposting sebuah tulisan di Kompasiana, lantas semuanya sudah berhenti sampai disitu saja. Tanpa menindaklanjutinya lagi. Kita musti harus berpromosi.

Tatkala anda itu berpromosi, pada hakekatnya anda semua menjadi Duta Besar Keliling Kompasiana. Mengapa tidak?

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun