Mohon tunggu...
Dwika Erfa Dianshah
Dwika Erfa Dianshah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NAMA : Dwika Erfa Dianshah NIM : 41521010074 DOSEN : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG JURUSAN : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Menurut Giddens Anthony

29 Mei 2023   21:39 Diperbarui: 29 Mei 2023   21:44 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep Panopticon oleh Jeremy Bentham

Panopticon adalah sebuah konsep arsitektur penjara yang dikemukakan oleh filsuf dan penulis Inggris, Jeremy Bentham, pada abad ke-18. Konsep ini berfokus pada pengawasan dan kontrol sosial yang efisien dengan menggunakan desain ruang fisik yang khusus.

Ide dasar di balik Panopticon adalah menciptakan sebuah struktur penjara yang memungkinkan pengawas untuk mengamati tahanan tanpa henti, sementara tahanan tidak dapat mengetahui apakah mereka sedang diamati atau tidak. Dalam konsep ini, sebuah menara pengawas ditempatkan di tengah bangunan penjara, dengan sel-sel tahanan mengelilingi menara tersebut. Setiap sel memiliki satu jendela yang menghadap ke menara pengawas, sehingga tahanan dapat terlihat dari menara, tetapi mereka tidak dapat melihat pengawas secara langsung.

Bentham mengklaim bahwa struktur ini akan menciptakan efek psikologis yang kuat pada tahanan. Mereka akan merasa terus-menerus diawasi, yang akan menghasilkan perasaan ketidakpastian dan kecemasan. Akibatnya, tahanan akan menginternalisasi aturan dan norma-norma sosial yang diharapkan dari mereka, dan secara otomatis membatasi perilaku mereka sendiri.

Selain itu, konsep Panopticon juga berlaku untuk institusi-institusi sosial di luar penjara. Bentham berargumen bahwa prinsip pengawasan yang efektif dan otoritas yang mempengaruhi dapat diterapkan pada berbagai bidang, termasuk pabrik, sekolah, rumah sakit, dan bahkan negara. Dalam konteks ini, Panopticon menjadi sebuah simbol kekuasaan dan kontrol sosial yang dilakukan oleh pemerintah atau institusi yang berwenang.

Konsep pemantauan dan kekuasaan yang menjadi inti dari Panopticon adalah ide bahwa dengan menciptakan kondisi di mana seseorang merasa terus-menerus diawasi, otoritas dapat mencapai kontrol yang efisien dan mengendalikan perilaku individu atau kelompok.

Dalam konteks Panopticon, pemantauan menjadi instrumen kekuasaan yang kuat. Dengan menciptakan perasaan terus-menerus diawasi, otoritas dapat mempengaruhi perilaku individu atau kelompok tanpa harus menghadirkan pengawasan fisik secara nyata setiap saat. Subjek yang diamati internalisasi aturan-aturan dan norma-norma yang diharapkan dari mereka karena mereka menganggap diri mereka selalu dalam pengawasan. Sebagai akibatnya, kontrol sosial dapat dicapai secara efektif tanpa memerlukan tindakan represif yang terus-menerus.

Dalam keseluruhan, konsep pemantauan dan kekuasaan dalam Panopticon mengarah pada gagasan bahwa pengawasan yang terus-menerus dan perasaan ketidakpastian akan menghasilkan kendali yang efektif atas individu atau kelompok dalam mencapai tujuan kontrol sosial.

Prinsip-prinsip Panopticon

Prinsip-prinsip Panopticon, seperti yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham, melibatkan serangkaian ide dan konsep yang membentuk dasar dari konsep ini. Berikut adalah penjelasan tentang beberapa prinsip utama Panopticon:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun