Mohon tunggu...
Fatma Dwi Jati
Fatma Dwi Jati Mohon Tunggu... Dosen - Sustainable living liLLAH

Newbie in sustainable living culture

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Zero Waste Lifestyle Skala Rumah Tangga

18 Desember 2019   14:40 Diperbarui: 18 Desember 2019   15:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk itu, penting bagi warga untuk secara kontinyu mengedukasi dan mempraktikkan gaya hidup yang lebih sehat. Dalam hal ini, salah satu aspek dari hidup sehat yang dimaksud adalah pengelolaan sampah yang baik sejak tingkat rumah tangga.

Hal ini mencakup pemilahan sampah organik dan anorganik, perlakuan terhadap masing-masing kategori sampah serta menentukan kapan sampah-sampah tersebut disalurkan ke petugas kebersihan atau bank sampah.

Setelah memisahkan sampah organik dan anorganik, sampah organik dapat dimasukkan ke media yang bernama biopori. Biopori adalah media yang berperan untuk menjadi wadah bagi sampah-sampah organik selama fase pembusukan di dalam tanah.

Biopori merupakan media berbentuk pipa, berbahan plastik yang telah dilubangi pada beberapa tubuh tabungnya untuk menjadi pintu bagi organisme di biopori dan di bawah tanah memproses sampah. Rongga utama pada pipa biopori akan diisi dengan sampah organik secara berkala untuk dibiarkan mengalami pembusukan di dalam rongga tersebut.

Biopori ini ditanam di dalam tanah dengan kedalaman yang variatif, disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan kondisi lahan. Bahkan, pipa biopori dengan diameter 10cm dengan tinggi 25cm sudah dapat dimanfaatkan menjadi biopori.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan biopori:

  • Siapkan lokasi dan tanah yang ingin digunakan dan lakukan pelubangan dengan bor tanah namun jika tidak ada lahan tanah kosong karena tertutup semen lakukan pembukaan pada tanah yang sudah di semen/cor berdiameter 10-15 cm.
  • Kemudian, untuk tempat Sampah-sampah organik gunakan pipa PVC berdiameter sama seperti lubang tanah yang digunakan dan diberi lubang pori-pori serta beri juga tutup dibagian atas yang diberi lubang pori-pori agar air bisa masuk
  • Masukkan sampah-sampah organik dalam biopori ini seperti sayur-sayuran sisa, buah-buahan sisa, dan berbagai sisa makanan lainnya. Kemudian yang tidak bisa dimasukkan ke dalam Biopori ini seperti sisa minyak untuk masak, dan deterjen.
  • Jika terdapat bau, campurkan segenggam tanah ke dalam biopori.

dokpri
dokpri
Penggunaan biopori secara optimal dapat secara signifikan mengurangi sampah organik yang disalurkan ke TPS dan TPSA. Dengan demikian, volume air lindi akan turut berkurang dan pencemaran udara dan air dapat dihindari.

Tidak hanya itu, sampah-sampah anorganik seperti sampah harian berbahan plastik akan lebih mudah dikelompokkan dan dikumpulkan untuk kemudian disetorkan kepada bank sampah atau dimanfaatkan untuk digunakan kembali atau didaur ulang secara mandiri.

Penggunaan biopori mungkin menjadi hal baru bagi sebagian orang. Untuk itu, dibutuhkan ketelatenan dan kesungguhan untuk kemudian merasakan hasil yang optimal. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pemanfaatan biopori memberi dampak yang baik untuk kehidupan jangka pendek dan jangka panjang.

Termasuk di dalamnya adalah berkurangnya probabilitas munculnya genangan air dan frekuensi banjir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya daya serap tanah akibat pergerakan organisme pengurai sampah organik di dalam tanah. Satu bulan setelah lubang biopori penuh, kompos dapat dipanen dan digunakan oleh warga sebagai pupuk alami untuk tanaman.

Dalam jangka panjang, masyarakat yang tinggal di daerah tersebut akan memiliki cadangan air bersih untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena air hujan yang terserap ke dalam biopori akan tersimpan di dalam tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun