Di masa perang dunia kedua, HD mendapat order dari militer sebanyak 90 ribu unit setiap tahunnya yang akan digunakakan sebagai kendaraan untuk perang dunia kedua. Pada saat inilah, HD kembali Berjaya. Namun, tidak bertahan lama. Di tahun 50an, setelah perang dunia berakhir, HD kembali mengalami masa suram. Kompetitor sejenis mulai bermunculan. Ini kali kedua HD mengalami masa akan bangkrut.
Di tengah kelesuan bisnisnya, HD banyak memangkas pekerja, asset, dan line of production. Ternyata Langkah tersebut hanya membuat perusahaan raksasa yang gemuk menjadi langsing. Namun, tetap saja mereka tidak bisa bertahan dan mulai menghentikan produksi.
Hal tersebut didengar oleh para biker penggemar Harley Davidson yang telah banyak membentuk "gank motor". Tentunya mereka tidak mau kalau HD tutup, karena HD sudah menjadi bagian hidup mereka.
Pada 12 Juni 1954, para penggila Harley Davidson membuat gerakan "sosial" dengan mengadakan pertemuan akbar di Milwaukee. Mereka ingin menunjukkan kepada manajemen HD untuk tidak meninggalkan mereka. Selama dua hari mereka melakukan tukar menukar aksesoris dan mengilhami manajemen HD untuk fokus pada "part" Harley Davidson.
Gerakan "sosial" tersebut berhasil menggugah manajemen dan pihaknya mendapat "sudut pandang" baru lagi. Mereka membuat edisi luxury dan custom. Mereka membuat aksesoris untuk membuat unik masing-masing motor menjadi berkarakter sendiri-sendiri. Karakter yang private sesuai dengan pemiliknya.
Saat ini ada lebih dari 1.500 club motor Harley Davidson yang memiliki lebih dari 500.000 member. Diantara member itu tercipta ikatan  yang kuat. Inilah platform pondasi yang sampai kapanpun akan membuat HD bertahan untuk periode yang lama.
Sebuah perusahaan yang telah berumur panjang pun harus terus menerus berjuang. Rasa nyaman karena merasa sudah berada diatas bisa menghancurkan perusahaan itu sendiri. Beradaptasi, pivot, kembali mulai dari bawah, dan terancam bangkrut bukanlah merupakan suatu aib. Hal-hal tersebut hanyalah pewarna kehidupan saja.
Salam sukses selalu!
Bahan Bacaan:
Mardigu WP. Ubah Layar. Yogyakarta: PT. Alsoro Sabda Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H