Mohon tunggu...
Dwii Ria Kusuma Ningsih
Dwii Ria Kusuma Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Salatiga

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masyarakat Madani Dalam Perspektif Historis dan Kontemporer

9 Desember 2024   19:39 Diperbarui: 9 Desember 2024   19:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, terbuka, egaliter, dan toleran. Nilai-nilai etika-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah menjadi landasan bagi masyarakat madani. Kewarganegaraan dan masyarakat madani membahas hubungan antarmanusia dalam relasi humanis serta gagasan spiritual manusia. Artikel ini menggabungkan pemikiran religius dalam dinamika berbangsa dan bernegara, serta mengkaji kewarganegaraan dari perspektif politik Islam historis dan kontemporer.

Pendahuluan

Masyarakat Madani merupakan terjemahan dari civil society dalam bahasa Inggris. Konsep ini berasal dari sejarah perjuangan masyarakat dan pertama kali diperkenalkan oleh Cicero. Awalnya, civil society dipahami sebagai negara (state). Masyarakat Madani memiliki pengetahuan luas dan dekat dengan Allah, yang menghasilkan kedamaian, ketenangan, kebahagiaan, dan kemakmuran karena Allah. Masyarakat Barat lebih fokus pada dominasi terhadap negara dibandingkan dengan masyarakat Islam. Meskipun masyarakat Islam terbebas dari dominasi kolonial setelah masyarakat Barat menghapus dominasi agama, monarki, dan kapital, mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan masyarakat madani karena intervensi pemerintah yang dibutuhkan dalam masyarakat yang masih labil. Sebuah model intervensi pemerintah alternatif diperlukan untuk mewujudkan masyarakat madani dengan karakteristik seperti wilayah publik yang bebas, demokrasi, toleransi, pluralisme, dan keadilan sosial.

Pembahasan

Masyarakat madani atau civil society seringkali dianggap sebagai pola kehidupan masyarakat yang ideal. Konsep ini mengacu pada kondisi masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah Muhammad allallh 'alayh wa Sallam. Dalam konteks Indonesia, gagasan masyarakat madani muncul sejak awal abad ke-20, di mana organisasi seperti Syarikat Islam berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan demokratis. Meskipun menghadapi tantangan dari rezim Orde Lama dan Orde Baru, semangat untuk membangun masyarakat madani tetap ada, terutama setelah era reformasi pada akhir 1990-an. Masyarakat madani muncul dari perkembangan sosial dari pemikiran klasik Yunani hingga era modern. Di Indonesia, perjuangan melawan penindasan dan menciptakan ruang publik inklusif dan demokratis penting.

Konsep masyarakat madani dianggap sebagai alternatif untuk mewujudkan pemerintahan yang ideal dalam suatu Negara. Faktor timbulnya masyarakat madani termasuk adanya penguasa politik yang mendominasi masyarakat, serta adanya asumsi bahwa masyarakat tidak sebanding dengan pemerintah, dan usaha untuk membatasi ruang gerak masyarakat dalam kehidupan politik. Hal ini menyulitkan masyarakat untuk mengemukakan pendapat, karena individu harus berada dalam posisi setara dan melakukan transaksi dalam ruang publik yang bebas. Sehingga dalam globalisasi saat ini, masyarakat madani menghadapi tantangan kompleks seperti degradasi akhlak dan disintegrasi sosial akibat perkembangan teknologi. Diperlukan revolusi dalam sistem sosial dengan pendekatan inklusif antara pemerintah dan warga negara, berakar pada nilai-nilai spiritual dan moral, serta pedoman Al-Qur'an dalam pembentukan masyarakat ideal.

Kesimpulan

Masyarakat Madani adalah konsep yang berasal dari sejarah perjuangan masyarakat dan diperkenalkan oleh Cicero. Masyarakat Madani memiliki pengetahuan luas dan dekat dengan Allah, menghasilkan ketenangan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Masyarakat Barat lebih fokus pada dominasi terhadap negara daripada masyarakat Islam. Di Indonesia, konsep masyarakat madani berkembang sejak awal abad ke-20, di mana organisasi seperti Syarikat Islam berperan dalam perjuangan untuk masyarakat yang lebih adil dan demokratis. Masyarakat madani dianggap sebagai alternatif untuk menciptakan pemerintahan yang ideal dalam suatu Negara, namun menghadapi tantangan kompleks dalam era globalisasi seperti degradasi akhlak dan disintegrasi sosial. Solusi diperlukan dengan revolusi dalam sistem sosial yang inklusif antara pemerintah dan warga negara, berakar pada nilai-nilai spiritual dan moral.

gambar mayarakat madani
gambar mayarakat madani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun