Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Tanggulangin, Kec. Klirong, Kab. Kebumen mengajak kelompok PKK untuk melakukan budidaya tanaman hortikultura sekaligus mengajarkan pembuatan pestisida nabati (pesnab) pada hari Kamis (27/07). Sosialisasi diawali dengan materi dan praktek pembuatan pestisida, selanjutnya melakukan pengolahan lahan dan penanaman hortikultura di lahan milik PKK.
"Harapannya program ini bisa terus berlanjut dan menjadikan budidaya hortikultura di lahan pekarangan menjadi hobi baru yang bermanfaat", jelas Sulis Andriyanto (ketua pelaksana program hortikultura KKN IPB).
Pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi masyarakat khususnya keluarga. Hal ini dapat diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat yaitu dengan pemanfaatan pekarangan yang dikelola oleh setiap keluarga sehingga mudah untuk pemeliharaan dan pemanenan. Salah satu jenis tanaman yang bisa dibudidayakan di lahan pekarangan adalah tanaman hortikultura seperti tanaman obat, buah, sayuran, dan tanaman hias.
"Kami mengusung tema 'Optimalisasi Budidaya Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan' karena pangan merupakan kebutuhan dasar. Indonesia termasuk negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga berdampak pada peningkatan alih fungsi lahan pertanian. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya hortikultura diharapkan mampu membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehingga setiap rumah bisa membangun ketahanan pangannya sendiri", jelas Talia Arisanti (KKN IPB).
Tahap budidaya dimulai dengan melakukan penyemaian yaitu memproses benih menjadi bibit. Proses penyemaian membutuhkan waktu satu sampai tiga minggu hingga benih tumbuh menjadi bibit. Tahap kedua adalah menggemburkan lahan dengan pupuk kandang dan tambahan pupuk seperti urea, SP-36, dan KCL. Setelah lahan siap, bibit dipindahkan dari media tanam ke lahan. Tahap terakhir adalah pemeliharaan seperti melakukan penyiraman, penyulaman, pewiwilan, pengajiran, penyiangan, dan pengendalian HPT.
Salah satu permasalahan pertanian di Desa Tanggulangin adalah hama lalat buah. Hama lalat buah bisa diatasi dengan penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan suatu pestisida yang bahan aktifnya berasal tumbuhan dan bahan organik yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman. Salah satu pestisida nabati yang dapat digunakan adalah ekstrak daun pepaya karena mengandung zat papain yang tinggi sehingga rasanya pahit. Rasa pahit membuat hama enggan untuk memakan tanaman yang disemprot daun pepaya. Pemberian ekstrak daun pepaya pada tanaman dapat meningkatkan mortalitas dan menurunkan intensitas serangan hama lalat buah.
Trian Dhiaulhaq (KKN IPB) menambahkan, "Pestisida nabati memiliki keunggulan dibandingkan pestisida kimia seperti ramah lingkungan, murah, mudah dibuat, dan hasil panen lebih sehat karena bebas pestisida kimia. Namun untuk pengaplikasiannya harus rutin disemprot berulang pada daun, buah atau bagian tanaman yang terserang hama".
Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman bibit hortikultura seperti cabai, terong, bayam, dan kangkung. Kegiatan ini turut dihadiri oleh petugas  Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kec. Klirong, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen.
"Saya sangat mendukung program hortikultura ini yang juga berkesinambungan dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kebumen hubungannya dengan pemanfaatan lahan sempit (pekarangan). Harapannya semoga dengan program ini, masyarakat tidak perlu beli cabai di pasar, tinggal metik di pekarangan", jelas Bu Tarsih (BPP Kec. Klirong).
Ibu Ruminah juga menambahkan," Alhamdulillah tadi program hortikultura berjalan lancar, dan peserta dari ibu-ibu PKK juga sangat antusias. Saya sendiri senang dengan program ini karena disamping bisa melakukan kegiatan positif juga bisa mempererat kerukunan".