Hal itu jelas kita sadari bukan, Kalau niat kita tidak satu, Kalau kita sendiri. Apa yang akan kita gerakan? Apa yang akan kita rubah? Kalau faham dan praktiknya hanya setengah-setengah, Kalau hanya sibuk memikirkan bagaimana nanti, Kapan sebuah perubahan akan dimulai?! Jangan sampai kebathilan yang terorganisir terus merajalela, sedangkan kebaikan tercecer tak jelas tujunya.
Dengan menyatukan tekad, dan perasaan yakin 'kita bisa', Ungkapan dari kata 'Nanti' biar kita yang wujudkan sendiri. Revolusi akan datang dengan seiringnya rangkaian kejadian, tinggal memutuskan, siapa yang akan memotorinya.
Rasanya sudah pernah Penulis catat dalam catatan sebelumnya yang berjudul "Persatuan yang Memecah Belah"
Bagaiman peran Pemuda amat sangat penting untuk Negeri dan bahkan Bumi ini kedepanmya, kalau bukan Pemuda ini sendiri yang menggerakkan, lalu akan siapa lagi?. Jika bukan Pemuda saat ini, Lalu apa yang dimaksud Bung Karno dengan 10 Pemuda  Pengguncang dunia?
Sadarlah berbagai kasus terus terjadi, macam-macam jenisnya, tapi semuanya sama, sama-sama ulah dari Korporat. Tapi kembali lagi, tameng dan pedang apa yang akan digunakan? Â Melawan?, berlindung? Atau "yang penting keluargaku aman". Aman dari apa? Merasa Aman ditengah-tengah badai itu lebih berresiko, kesempatan untuk tumpas semakin besar. Tinggal pilih, nyawa atau beban dipundaknya yang ingin dihilangkan?
Meskipun era saat ini memang cukup sulit mempertahankan nurani-nurani Idealisme, lawan kita bukan hanya kemiskinan dan kebodohan, tapi percintaan membabi buta masa remaja dan gadget teranyar mulai menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sebab itu, Penulis katakan: Berjayalah! Manfaatkan sesuatu dengan sebaik-baiknya, Sebab yang Hebat ialah yang mampu memanfaatkan sesuatu, perketat dan perkuatlah Semangat dan Niat, jangan sampai setan Imperial dan Feodal memiliki peluang. Tetaplah menjadi Muda, bukan hanya usia tapi juga semangatnya. Sebanyak apapun tahun-tahun yang telah terlewati, jika semangatnya masih Menggebu ialah tetap seorang Pemuda.
*Ket : Penulis faham, sedikitnya kutipan diatas bersumber dari faham yang berbeda, tapi ada baiknya mengambil sesuatu yang patut. Karena sebaik-baiknya orang, ialah yang mau belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H