Mohon tunggu...
dwi gilang reinaldy
dwi gilang reinaldy Mohon Tunggu... Lainnya - Dwigils

tertarik pada modifikasi kendaraan, baik untuk meningkatkan performa, estetika, maupun kenyamanan, Buat yang suka ngoprek di dunia otomotif, rasanya seperti menghidupkan kembali sebuah mesin dengan sentuhan pribadi—bikin kendaraan terasa lebih "hidup" dan sesuai karakter pemiliknya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Membagi Waktu antara Keluarga, Pekerjaan, dan Kuliah

28 November 2024   09:46 Diperbarui: 28 November 2024   10:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Dwi Gilang, seorang pria berusia 29 tahun yang memutuskan untuk melanjutkan kuliah di tengah kesibukan bekerja dan mengurus keluarga. Awalnya, keputusan ini membuatku ragu. Bagaimana mungkin aku bisa membagi waktu antara tugas kantor, peran sebagai suami dan ayah, serta tanggung jawab sebagai mahasiswa.

Rutinitasku dimulai pukul 5 pagi. Aku bangun untuk membantu istriku membersihkan rumah dan membantu mengurus dua anak kami yang baru berusia tiga tahun dan satu tahun. Setelah itu, aku berangkat ke kantor, di mana pekerjaan sering kali memakan waktu hingga sore atau malam.

Setelah beberapa bulan berjuang, aku mulai menemukan cara untuk menyeimbangkan semuanya :

  1. Manajemen Waktu Ketat:
    Aku membuat jadwal harian yang jelas. Waktu untuk keluarga, pekerjaan, dan kuliah tidak boleh saling tumpang tindih. Misalnya, waktu makan malam selalu kuprioritaskan untuk bersama keluarga, tanpa gangguan pekerjaan atau kuliah.

  2. Berbagi Tugas dengan Pasangan:
    Aku belajar untuk tidak memikul semuanya sendiri. Istriku sangat mendukung dengan mengambil alih beberapa tugas rumah tangga saat aku sedang sibuk. Sebagai gantinya, aku memastikan ada waktu untuk membantunya saat jadwalku lebih longgar.

  3. Memanfaatkan Waktu Luang:
    Waktu di perjalanan menuju kantor atau istirahat siang di kantor sering kugunakan untuk membaca materi kuliah atau menyusun draft tugas.

Salah satu hal yang membuatku bertahan adalah dukungan penuh dari istriku. Dia sering mengingatkanku bahwa usaha ini bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi untuk keluarga kami. Anakku yang masih kecil juga menjadi motivasi besar. Setiap kali melihatnya tersenyum, aku merasa lelahku terbayar.

Rekan-rekanku di kantor juga banyak membantu. Mereka sering memberikan semangat, bahkan sesekali membantu meringankan beban pekerjaan ketika mereka tahu aku sedang menghadapi deadline tugas kuliah.

Tak terasa saat ini sudah semester 5 aku kuliah di Universitas Pamulang - PSDKU Serang, Sekarang aku sadar bahwa kunci utama dari semua ini adalah komitmen dan komunikasi. Komitmen untuk tetap berjalan meskipun terasa berat, dan komunikasi yang baik dengan keluarga serta lingkungan kerja.

 Aku percaya, meski tantangannya besar, semua ini akan menjadi kenangan manis ketika aku berhasil mewujudkan mimpi bersama keluargaku. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun