Mohon tunggu...
Dwi fajar pujianto
Dwi fajar pujianto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Marketing Manager

Saya seorang Freelancers Copywriters

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Architecture of Love", Perpaduan Pesona Nicholas Saputra dan Strategi Marketing yang Apik

25 Mei 2024   13:24 Diperbarui: 25 Mei 2024   13:27 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: matamaya.id

Meskipun film TAOL mendapatkan banyak pujian, ada juga beberapa penonton yang memberikan kritik terhadap film ini sehingga menimbulkan sentimen negatif. Kritik yang paling umum adalah:

  • Alur cerita mudah ditebak
    Beberapa penonton merasa bahwa alur cerita film TAOL mudah ditebak dan tidak menawarkan banyak kejutan.

  • Akting para pemain kurang maksimal
    Ada beberapa adegan di mana akting para pemain, terutama Putri Marino, dinilai kurang maksimal dan kurang bisa menyampaikan emosi karakter dengan baik.


Faktor Popularitas Film The Architecture of Love

Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain yang turut berkontribusi pada popularitas film TAOL, yaitu:

  • Hype yang dibangun sejak lama
    Ika Natassa, penulis novel TAOL, telah membangun antusiasme terhadap film ini di akun pribadinya sejak lama. Ia sering membagikan update tentang proses produksi film, mulai dari pemilihan pemain, proses shooting, hingga saat film tersebut resmi tayang di bioskop.

  • Adanya komunitas penggemar
    Channel Telegram dipilih sebagai sarana untuk membangun komunitas komunitas penggemar film TAOL. Komunitas ini menjadi wadah bagi para penggemar untuk bertukar informasi, berdiskusi tentang film, dan saling merekomendasikan film ini kepada orang lain.

  • Promosi yang gencar
    Film TAOL dipromosikan secara gencar oleh penulis maupun pemain-pemainnya langsung sehingga membantu meningkatkan awareness terhadap film ini dan menarik lebih banyak penonton.

Kesimpulan

Film "The Architecture of Love" merupakan sebuah tontonan yang patut dinikmati bagi para penggemar film romantis. Ulasan ini juga bisa menjadi contoh bagaimana social listening seperti yang tersaji di Matamaya dapat membantu para pembuat film untuk memahami keinginan penonton dan membuat film yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun