Mohon tunggu...
Du-Ry
Du-Ry Mohon Tunggu... -

menulis sederhana adalah hobiku.. insan yang sederhana adalah jiwaku...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Ketika Ilmu Pendidikanmu Tak Dipakai, Masih Ada Ilmu Kehidupan yang Selalu Terpakai”

24 September 2015   17:13 Diperbarui: 24 September 2015   17:22 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang menginginkan tingkatan hidup yang enak ,mapan dan berada dlm posisi atas. Wajar kok, itu manusiawi. Saya pun juga menginginkan demikian awalnya.Disini saya ingin berbagi pengalaman hidup  yang saya mulai dr bawah (nol). Dan semoga kisah ini bisa menginspirasi semuanya dan bermanfaat . Sebelumnya perkenalkan dulu, nama saya Dwi Riyani. Biasa di panggil orang-orang Dwi. Saya perempuan muda yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah instansi Pemerintah kota saya ,daerah Purworejo.  Saya lulusan D3 jurusan Manajemen Informatika di salah satu kampus swasta Jogjakarta.  Seperti kebanyakan anak muda lain pada umumnya setelah lulus penginnya kerja dengan posisi enak merantau keluar kota mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah. Tapi sayangnya setelah tiba waktunya Yudisium (wisuda) saya udah di warning sama orang tua untuk gak kerja merantau di luar kota. Dengan kata lain gak di restuin dan disuruh cari kerjaan di kota sendiri aja.

Saya awalnya sedikit sedih dan bingung. Di kota kecil ini mau kerja apa ya?kota ini gak segede kota-kota besar lainnya yang lebih menjanjikan banyak pekerjaan dengan posisi strategis. Pertanyaan-pertanyaan ini selalu bergemuruh di pikiran dan hati saya.sedihnya karena melihat temen-temen pada bs kerja merantau di ijinin orang tuanya. Saya pun pernah menanyakan hal ini sama orang tua saya  dan mereka pun menjawab  karena saya anak perempuan yang harus di jaga jadi mereka khawatir kalo harus di lepas jauh-jauh dr pantauan mereka.Terlebih kondisi badan saya agak ringkih (bahasa jawanya) jadi kadang sering sakit kalo kecapekan /banyak pikiran seperti yang pernah terjadi  waktu jaman masih ngekost dulu. Sejak itu saya jd tau alasan kenapa mereka melarang saya. Saya pun terdiam dan gak berkata apa-apa. Sesekali meneteskan airmata di pipi waktu itu.

Melihat saya,ibu pun memotivasi saya dengan memberikan wejangan bahwa kerja di kampung sendiri juga masih bisa asalkan kita mau usaha istilah jawanya gelem obah mesti mamah. akhirnya saya pun tergerak hatinya untuk bangkit dan gak sedih lagi . saya berfikir apa yang ibu sampaikan itu ada benarnya dan saya pun mulai berusaha untuk mencari pekerjaan di kota saya ini. Memang gak mudah mencari pekerjaan di kota saya yg kecil dengan posisi yang sesuai dengan  tingkatan ijazah yang saya miliki. Semua karena keterbatasan lowongan pekerjaan yang ada. Dari sini jugalah mata batin saya terbuka bahwa kerja apapun asalkan halal Insha Allah akan selalu ada jalan. Dengan catatan jangan gengsi karena terbebani dengan title ijazah yang dimiliki. Dan itulah yang membuat saya membuang jauh-jauh rasa gengsi dari pikiran saya. Karena menurut saya, gengsi sama aja dengan menolak rejeki yang akan Allah kasih kepada kita. Dan saya pun mulai melakoni semua pekerjaan dari bawah mulai dari kerja di counter HP punya orang, fotokopian, jualan plastic keliling pasar sampai jadi petugas SPBU juga pernah di lakukan.

Hingga yang terakhir sampai sekarang saya jadi Petugas Kebersihan. Cerita kenapa saya bisa jadi petugas kebersihan waktu itu saya coba ikhtiar melamar pegawai di bagian kantor seperti yang di bayangkan di sebuah instansi pemerintah kota saya (di Dinas saya bekerja sekarang ini). Setahun lamanya melamar ,akhirnya di panggil. Sampai saya sendiri lupa rasanya kalo pernah melamar di situ. Dan selama setahun itu saya kerja bantu-bantu orang tua jualan di kios sembako sambil saya jualan plastic keliling di sekitar di pasar. Ini saya lakoni saban hari. Jualan keliling plastik jam setengah 4 pagi buta,dimana kebanyakan anak muda seusia saya masih tertidur lelap Sebenarnya keadaan ekonomi orang tua saya (maaf tidak ada maksud untuk menyombongkan diri) cukup berada, pernah orang tua saya menawarkan saya untuk mengelola kios ortu saya,tp saya enggan karena saat itu  ingin merasakan bagaimana belajar mandiri dan bagaimana rasanya berjuang dr hasil keringet qt sendiri.

 Singkat cerita saya di panggil oleh Pimpinan kantor dimana saya bekerja sekarang (awal januari 2013). Dalam sesi wawancara itu saya di jelaskan posisi lowongan yang ada itu dibagian Lapangan (petugas kebersihan)  bukan di bagian kantor yang saya b ayangkan . mengingat ijazah diploma yang saya miliki itu, pimpinan pun bertanya kepada saya “apakah sanggup dan  bersedia  bekerja di lapangan ?.” karena sudah saya niatin untuk membuang jauh-jauh rasa gengsi itu dengan bismillah saya pun menerima posisi itu dan bersedia bekerja jd petugas kebersihan. Terlebih orang tua juga mendukung jadi sekalian membahagiakan mereka, pikir saya . akhirnya saya pun mulai bekerja jadi petugas kebersihan mulai awal januari 2013 . Ujian terberat waktu awal saya jadi petugas kebersihan adalah melawan mental saya sendiri. Mental gengsi yang kadang masih suka timbul karena sedikit malu waktu itu menyapu di area public.belum lagi Mental beban titel yang saya sandang,semua itu coba saya lawan dan tepiskan.

Perlahan namun pasti sedikit-sedikit mental itu bisa saya lawan dan saya kendalikan dalam diri saya. Setelah melawan mental  dari diri sendiri,ada lg tantangan yang harus saya hadapin. Tantangan itu berasal dari teman-teman sekampus saya yang tahu sebenarnya seperti apa profesi saya . kebetulan saya termasuk orang yang suka dengan jujur dan apa adanya jadi ketika mereka bertanya tentang pekerjaan saya,maka akan saya jawab yang sebenarnya. Hal itulah yang membuat terjadinya pro dan kontra di antara teman-teman saya. Teman yang pro selalu mendukung dan memotivasi saya untuk terus berjalan dan maju. Mereka menyemangati saya untuk tidak perlu dengarkan apa kata orang.yang terpenting baik menurut agama dan Negara. Begitulah support teman-teman yang mendukung saya. Sedangkan teman yang kontra pernah mengatakan seperti ini kepada saya :” heii,,, km kuliah tinggi-tinggi ,jauh-jauh masa iya Cuma jadi petugas kebersihan sampah. Ilmumu gak kepake??? Saya pun Cuma tersenyum dan memakluminya ketika mendengarkannya.

Dari pekerjaan sebagai petugas kebersihan inilah justru saya banyak belajar akan ilmu kehidupan yang tidak pernah saya dapatkan selama di kampus. Dari hidup dari bawah ini saya belajar tenang sebuah proses perjuangan, belajar tentang menghargai orang lain, dan belajar bersyukur . meskipun ilmu pendidikan yang saya miliki tidak terpakai untuk saat sekarang ini, tapi saya sangat bersyukur melalui pekerjaan ini meskipun hanya jadi petugas kebersihan niat untuk membahagiakan orang tua saya yang sejak dulu saya impikan Alhamdulillah bisa terwujud karena Ridho Allah. Alhamdulillah tahun lalu ada rejeki yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit dr hasil kerja keras sendiri sebagai petugas kebersihan dan nyambi bekerja sampingan di warnet karena Ridho Allah akhirnya saya bisa mengaqiqahkan ibu saya dan kurban untuk bpk saya.

Dan bersyukur sekali Alhamdulillah karena Nikmat Allah tahun ini bs berkurban lagi untuk ibu. Rasanya seperti tidak percaya. Dalam waktu 2,5 tahun lebih bisa mewujudkan niat untuk membahagiakan orang tua yg di impikan sejak dulu.tp tak ada yg mustahil untuk Allah jika telah menghendaki dan meridhoi. Karena itu jugalah saya selalu yakin bahwa Ridho Allah ada di Ridho orang tua. Berkahnya lah yang membuat merasa akan cukup. Karena sesungguhnya janji Allah itu selalu benar. Allah lah Sang Pemilik Kekayaan dunia dan seisinya. Tugas manusia hanya berikhtiar ,berusaha dan berdoa kepadaNYA..dan hasilnya serahkan semuanya kepada Allah. man jadda wa jadda.. siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan bisa… Insha Allah, aamiin…

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun