Tuhan ku..
Mengingatnya tertanam hitam
Membayangnya terasa sakit
Memaafkannya terasa getir
Apa dia tak tau, dia ajarkanku kebencian
Dia ajarkan penghianatan dan kecongkakan
Tak sadarkah kini kulakukan itu padanya
Entah dari mana dorongan itu
Angkuh ini cerminannya
Acuh serta marah ini miliknya, yang ter-titip padaku
Milik dia
Dia yang entah mengapa membuat aku menyesal menjadi saksi
Tuhan,
Dia teduh dalam simpuh-nya
Dia khusyu’ dalam doa-nya
Kebaikan doa yang diminta
untuk saksi-saksinya, untukku
Tapi panas itu seakan kembali menggelora saat terbayang apa yang telah terjadi
Saat terbayang sesuatu yang disebut masalalu
Oh Tuhan,
Entah aku harus salahkan diriku atau dia,
sedangkan
Perlakuannya juga cerminan masalalunya, masa lalu terkutuk
Berat baginya, aku tau itu..
Aku hanya ingin berdamai dengan waktu, dengan dia
dan dengan apa yang disebut tamparan
Tuhan hentikan sakit itu disini
Cukup di raga dan jiwa ini
Entah harus sedemikian rupa aku berusaha,
bantu aku menyembuhkan pedihnya luka
tanpa dendam
sungguh aku ingin hidup berarti,
membalas pedih itu dengan senyumnya yang tersungging indah
melihatku hebat, seperti kebaikan doanya
sungguh betapapun pedihnya, senyum itu mungin akan mampu menyembuhkan.
aku meyakininya
dan Tuhan meyakinkanku
aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H