Bos dan pemimpin sering kali dianggap sebagai dua hal yang sama. Namun, pada kenyataannya, ada beberapa perbedaan mendasar antara bos dan pemimpin.
Bos adalah seseorang yang memiliki jabatan atau posisi yang lebih tinggi daripada orang lain dalam suatu organisasi. Bos memiliki kewenangan untuk memberikan perintah dan mengawasi bawahannya. Bos biasanya lebih fokus pada tujuan organisasi secara umum daripada pada perkembangan dan kesejahteraan bawahannya.
Pemimpin adalah seseorang yang mampu menginspirasi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin memiliki visi dan misi yang jelas, serta mampu mengkomunikasikan visi dan misi tersebut kepada orang lain. Pemimpin juga memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang positif dan saling percaya dengan orang lain.
Pada saat kita Kuliah atau di sekolah seringkali dihadapkan permasalahan yang kompleks. Permasalahan yang kompleks ini membuat kepala sekolah setiap lembaga menyelesaikannya dengan cara yang berbeda-beda. Cara menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda ini dikenal pendekatan asimetris. Kreasi dan seni kepala sekolah secara asimetris mempengaruhi kapasitas, kompetensi kepala sekolah dalam membuat keputusan.
Keputusan seperti apa yang diambil kepala sekolah. Apakah saat membuat keputusan, kepala sekolah bertindak sebagai Bos ataukah pemimpin? Hal ini penting diketahui oleh kepala sekolah atau stakeholder lainnya, dimana pun menjadi pemimpin, kapan pun kita adalah para pemimpin. Bisa jadi saat membuat keputusan sudah baik, sudah berdampak. Bisa jadi apa yang sudah kita anggap baik akan menjadi lebih baik jika kita sebagai pemimpin atau sebaliknya.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara bos dan pemimpin:
1. Melakukan hal yang benar
Seorang pemimpin berupaya melakukan hal yang benar. Apa yang dilakukan telah dipikir dengan masak-masak, Â bahkan melalui riset. Keputusan pemimpin telah didukung dengan data yang valid, reliable, teruji, sahih, dst. Bagaimana hasilnya kadang tidak jelas, karena pemimpin bukan orang teknis, pemimpin bukanlah ekskutor. Â Bisa jadi idenya, gagasannya brilian. Merasa idenya, gagasannya brilian terkadang caranya meledak-ledak. Ide yang bagus terkadang hasilnya jauh dari harapan.
Cara bekerja bos berbeda dengan pemimpin. Bos melakukan sesuatu dengan benar. Hal ini seringkali menjadi perdebatan, mana yang benar antara idenya ataukah tidakannya, caranya, ekskusinya? Yang naif adalah pada saat kita membuat keputusan di lembaga, bahkan membuat banyak keputusan sebagai pemimpin atau bos atau keduanya, yaitu sebagai pemimpin sekaligus bos? Atau tidak keduanya, tidak sebagai penimpin juga tidak sebagai bos. Mengapa bisa terjadi? Sangat bisa, sebab selama ini belum tahu, belum "ngeh" apa itu pemimpin dan bos? Yang dikawatirkan jika berpikir "pokoke". Pokoknya begitu.
Seorang bos kadang tidak sempat berpikir sesuatu yang ideal, sesuatu spektakuler, sesuatu yang filosofis, tetapi akan melakukan yang terbaik dari apa yang sudah menjadi tugasnya, sesuai ranah tupoksinya.
2. Memilki prespektif jangka panjang
Pemimpin yang hebat jika mampu berpikir masa dapan. Sama halnya yang dilakukan guru di kelas. Guru membelajarkan anak untuk 10, 20, 30 tahun ke depan. Guru akan menyiapkan murid dengan menumbuhkan karakternya sampai kuat, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan terampil memecahkan masalah.
Kompetensi di atas adalah kompetensi masa depan. Pertanyaannya, berapa banyak yang sadar itu kompetensi yang dibutuhkan murid di masa depan? Jika sadar, bagaimana pembelajarannya yang dapat menumbuhkan karakter dengan baik? Bagaimana melatih keterampilan berpikir ktitis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan terampil memecahkan masalah? Guru harus menyiapkan kompetensi masa depan murid melalui pembelajaran yang tepat, efektif, efisien, inovatif, dan menantang. Â
Bos dan pemimpin dapat saling melengkapi. Bos dapat memberikan arahan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin dapat menginspirasi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Jika guru sudah melaksanakan pembelajaran untuk masa depan murid, bukan masa sekarang, maka apa yang harus dilakukan kepala sekolah? Di sinilah diperlukan tindakan yang tepat, efektif, dan efisien. Apakah kepala sekolah sebagai pemimpin ataukah Bos?
Bos biasanya memiliki prespektif jangka pendek. Seorang Bos memiliki keterampilan teknik yang handal, cepat menyelesaikan masalah dengan tepat. Keterampilan semacam ini kadang tidak dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin selalu melihat dampaknya, manfaatnya jauh ke depan, tetapi dianggap tidak praktis juga tidak efisiensi. Pemimpin lebih suka membangun sumber daya. Bos lebih suka membangun fisik, dapat diobservasi hasilnya, perubahannya, tetapi budaya mutunya terkadang lepas. Bos lebih mengejar target daripada membagun kapasitas, kompetensi, budaya mutu, dsb.
Dalam organisasi yang efektif, bos dan pemimpin harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Salam Bahagia, Salam guru penggerak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H