Mohon tunggu...
Dwi Endik Setiawan
Dwi Endik Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Penulis

Manusia dengan latar belakang Ilmu Biologi dan Profesional dalam ilmu Pendidikan. Berminat menulis dan berbagi ilmu, memiliki kesukaan dunia literasi dan numerasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran

21 Agustus 2023   20:45 Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:06 5746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REFLEKSI KRITIS PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), "pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya"

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain.

Ki Hajar Dewantara mencetuskan bahwa dasar pendidikan siswa belajar harus sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Guru tidak bisa lagi mengajar dengan metode ceramah seperti dulu karena karakter siswa zaman sekarang lebih menyukai keterlibatan secara langsung dalam belajar. Sumber belajar pun sekarang lebih banyak, siswa lebih menyukai membaca melalui smartphone yang terhubung internet. Ki Hajar Dewantara juga menyampaikan, peran guru harus memberi contoh atau teladan dan mampu memberikan semangat dan dibelakang memberi motivasi agar siswa selalu lebih baik dalam segala hal melalui pendidikan dan pengajaran yang memanusiakan manusia.

Pendidikan di Indonesia sekarang ini sudah mulai memperhatikan kodrat zaman abad 21, terlebih pada saat pandemi Covid-19 baik siswa maupun guru dituntut untuk lebih menguasai IT agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih baik. Khususnya di sekolah tempat saya mengajar, sudah mulai terbiasa dengan penggunaan google form dan WA Grup untuk ujian sekolah. Guru- menggunakan aplikasi untuk membuat bahan ajar agar lebih menarik, contohnya penggunaan canva, membuat konten youtube dan lain sebagainya.

Sebelum memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan saya kurang mendengar keinginan siswa, kurang menghargai bahwa mereka mempunyai kodrat alam bawaan sebagai dasar untuk mendapat pendidikan yang sesuai. Peran guru hanya mentransfer ilmu saja, siswa dituntut mengerjakan tugas dari guru. Siswa harus menuruti kata guru sehingga kadang siswa melakukan sesuatu hanya karena terpaksa dan supaya mendapatkan nilai bagus dalam rapor saja, guru menuntun siswa sesuai kodratnya belum bisa sepenuhnya saya lakukan, saya menganggap mereka sulit diajak bekerja sama dalam pelaksanaan metode pembelajaran. Dalam menjalankan aktivitas saya sebagai guru saya merasa sedang berusaha agar pembelajaran yang dilakukan bermakna bagi siswa dan dapat membuat perilaku siswa berubah ke arah yang lebih baik.

HARAPAN DAN EKSPEKTASI 

Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini? Melalui tindakan nyata seperti memfasilitasi sarana dan pembiasaan literasi, Penguatan pendidikan karakter berbasis kelas, sekolah dan masyarakat. Membuat lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis, menghargai dan menghormati kodrat anak serta menjalin komunikasi dengan rekan sejawat, kepala sekolah, orang tua serta  masyarakat untuk mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa.

saya berharap memperoleh ilmu lebih banyak mengenai pembelajaran yang dapat diterapkan agar murid tidak hanya pintar tetapi juga berakhlak mulia. Saya juga berharap materi mengenai filosofis Ki Hajar Dewantara ini dapat membuka pola pikir saya bagaimana mendidik murid dengan menyenangkan dan murid bisa belajar sesuai dengan kodratnya.

Semoga kita mampu mendidik dengan baik supaya siswa merdeka belajar dan menjadi profil pelajar pancasila yang ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun