"Untuk membuat onde-onde?"
"Juga tatakan kayu, garam, gula."
"Kamu kok tahu, Chang?"
"Aku dulu di sana. Pertama kali masuk Canberra, aku menumpang di tempat mereka. Kehabisan uang. Lapar. Untung ada mereka. Mereka haluskan kacang ijo yang telah mereka rendam semalam. Mereka adon tepung ketan hingga pulen. Mereka bekerja dalam hening. Hanya suara tatakan kayu tertimpa adonan ketan yang terdengar. Tahu-tahu onde-onde sudah bertumpuk-tumpuk mengisi keranjang."
"Sorry, Bro, I've got to go back to the toilet. My supervisor's coming."
Orang-orang gundul itu tiba-tiba beranjak pergi, mengucap ramah, "Nice to meet you. Sorry, but we should go to Fyshwick now."
"Mereka belanja apa-apa mesti ke Fyshwick, karena di sana murah-murah. Supervisormu gak jadi ke sini."
"Agar bisa dapat laba lebih banyak?"
"Betul. Dan semakin banyak laba yang mereka dapatkan, semakin besar yang mereka sumbangkan."
"Menyumbang siapa?"
"Siapa saja, yang membutuhkan."