Mohon tunggu...
Dwi Elyono
Dwi Elyono Mohon Tunggu... Freelancer - Penerjemah

Suka menjaga Lawu Email: dwi.elyono@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Risma, Khofifah, Ganjar, Sri Sultan, dan Ridwan Kamil untuk Indonesia Bebas Sampah

25 Mei 2020   22:03 Diperbarui: 26 Mei 2020   00:42 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bu Risma telah memelopori Gerakan Indonesia Bebas Sampah dengan teladan dahsyatnya. Bu Khofifah bisa meneruskannya dengan menggerakkan Jawa Timur. Bayangkan apabila seluruh Jawa Timur bebas sampah dan bebas bakar sampah, betapa bersih udara dan tanah airnya. Betapa sehat paru-paru warganya. Betapa banyak penyakit bisa dicegah. Betapa banyak dana negara bisa dihemat karena sakitnya warga bisa dicegah.

Pak Ganjar yang dikenal proaktif, cerdas, dan cekatan itu bisa menggerakkan Jawa Tengah. Sri Sultan yang begitu dicintai warganya itu bisa memimpin gerakan di Jogja. Pak Ridwan Kamil yang dikenal sistemis dalam bertindak dan mencintai keindahan bisa menghidupkan semangat Bu Risma di Jawa Barat.

Gerakan Indonesia Bebas Sampah yang mereka pelopori pasti akan menginspirasi daerah-daerah lain untuk ikut bergerak. Akan ada budaya malu nasional, yaitu rasa malu yang muncul di kampung, desa, kecamatan, kabupaten, dan kota, apabila membuang sampah walaupun hanya seonggok, dan apabila membakar sampah walaupun hanya satu kepulan hitam. Apabila sebagian besar daerah bergerak, pemerintah pusat pasti akan tergerak untuk bergerak.

Sudah saatnya inisiatif dan gerakan muncul dan dilaksanakan dari daerah.

Keterlibatan pakar

Banyak sekali pakar lingkungan dan kesehatan telah memberikan saran, usulan, dan pendapat kepada pemerintah tentang pentingnya pembersihan Indonesia dari sampah dan bakar sampah, dan cara-cara pengolahan sampah yang tepat. 

Mereka telah berulang kali mendesak pemerintah pusat untuk benar-benar menerapkan aturan pengolahan sampah di seluruh Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan yang mereka buat sendiri, namun sampai sekarang saran dan desakan mereka banyak yang tak terhiraukan. 

Gerakan dari daerah untuk Indonesia Bebas Sampah yang saya sampaikan di atas selaras dengan desakan mereka, dan para pemimpin daerah pelopor Indonesia Bebas Sampah jelas membutuhkan keahlian mereka.

Institut Teknologi 10 November 1945 Surabaya (ITS) memiliki banyak ahli lingkungan yang sangat berkualitas yang bisa memberi pemikiran bagus tentang pengelolaan sampah. Demikian pula pakar-pakar lingkungan dari UGM, UNDIP, ITB, dan IPB. Pakar sampah dari lembaga non-perguruan tinggi juga perlu dilibatkan, seperti H. Asrul Hoesein, Ketua Green Indonesia Foundation. Ahli-ahli kesehatan dan kedokteran dari UNAIR, UGM, dan UI, misalnya, juga wajib dilibatkan.

Satgas Indonesia Bebas Sampah

Apabila Gerakan Indonesia Bebas Sampah yang diawali dari daerah tersebut berhasil, dan apabila gerakan tersebut kemudian berhasil menggerakkan pemerintah pusat untuk bergerak, pemerintah pusat bisa membentuk semacam Satgas Indonesia Bebas Sampah, untuk mempercepat, secara terpadu dan sistematis, pembersihan sampah dan asap sampah secara nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun