Mohon tunggu...
Dwi Eka Adhariani
Dwi Eka Adhariani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Universitas PTIQ

Pendidikan Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Relawan Program Makan Bergizi Gratis

24 November 2024   08:40 Diperbarui: 24 November 2024   08:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia menghadapi permasalahan serius terkait kondisi gizi generasi muda, 25 persen anak-anak Indonesia kelaparan setiap harinya. Hal ini diuangkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto saat berpidato pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11/2024). Mengutip sumber Kompas, "Kelaparan dan kemiskinan merupakan masalah yang nyata bagi kami setiap hari. Kami masih memiliki persentase yang cukup besar dari orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Kami juga memiliki 25 persen anak-anak kami yang kelaparan setiap hari," ujar Prabowo.

Menghitung angka 25 persen, berarti satu dari empat anak Indonesia kelaparan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan, biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu relative lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.

Bencana kelaparan adalah sebuah bencana besar yang dikarenakan kurangnya bahan pangan di suatu wilayah. Efeknya tersebar luas, dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana kelaparan bisa bertahan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Sering kali kelaparan juga disebabkan bencana lain, seperti gempa atau tsunami yang menghancurkan seluruh wilayah, dan menyebabkan eksodus massal. Kematian karena kelaparan dan kekurangan gizi sangat menyakitkan dan sering terjadi pada balita maupun lansia.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahkan jika ada kekurangan pangan dengan sejumlah besar orang yang kekurangan gizi, kelaparan dinyatakan hanya jika tindakan tertentu mengenai kematian, malnutrisi dan kelaparan terpenuhi. Kriterianya sebagai berikut :

  • Sedikitnya 20% rumah tangga di daerah itu menghadapi kekurangan makanan ekstrim dengan kemampuan terbatas untuk mengatasinya.
  • Prevalensi maltirsi akut pada anak-anak melebihi 30%
  • Angka kematian melebihin dua orang per 10.000 orang per hati

Pernyataan kelaparan tersebut tidak membawa kewajiban yang mengikat pada PBB atau negara-negara anggota namun berfungsi untuk memusatkan perhatian global pada masalah tersebut. (Stekom.ac.id)

Melihat fakta ini, Indonesia dalam kondisi darurat pangan dan membutuhkan perananan semua pihak, bukan hanya negara melainkan masyarakat harus ikut mengambil peran dalam program makan bergizi gratis guna menyelamatkan generasi muda di masa depan.


Relawan Pangan

Saat perjuangan kemerdekaan Indonesia, kita mengenal kata "pahlawan". Kata ini disematkan kepada mereka yang berjuang dengan tenaga, harta dan jiwanya, bertaruh nyawa untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Pahlawan berasal dari seluruh lapisan bangsa Indonesia dan tidak mengenal strata sosial. Semua orang yang berada di Indonesia mempunyai tugas yang sama mengusir penjajah dari tanah air. Bangsa ini sudah 75 tahun merdeka, jiwa pahlawan harus terus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Menyambut apa yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, kita sambut dengan mengajak, mengundang, melibatkan dan menggerakan partisipasi relawan untuk program makan bergizi gratis. Jika dahulu dalam membebaskan Indonesia dari penjajah dibutuhkan pahlawan, sekarang membebaskan nusantara dari bencana kelaparan adalah tugas relawan.

Mengupas kata "relawan", adalah bentuk non-formal (tidak baku atau bahasa lisan) dari sukarelawan. Sukarelawan berarti orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena dipaksa atau diwajibkan). (KBBI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun