Mohon tunggu...
Shinbenuna
Shinbenuna Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Mengosongkan isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Istri Kedua (4)

16 April 2024   10:50 Diperbarui: 16 April 2024   10:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Orang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur dan juga beranggapan tidak ada makna yang kita dapat dari sebuah mimpi. Awalnya Arumi percaya dengan semua itu. Tapi, Akhir -- Akhir ini rasanya sedikit aneh mengenai mimpi. Mimpi itu terus berulang dan semakin jelas saja kilasan-kilasannya. 

Bermimpi bertemu orang yang sama berkali - kali bisa mewakili perasaan kita pada orang tersebut, baik itu kasih sayang, kekaguman atau bahkan emosi negatif seperti marah atau cemburu. Mimpi dapat mencerminkan perasaan kita pada orang tersebut.

Arumi tidak mengenal wanita itu, tapi wajahnya tampak familiar. Ia tersenyum menatap kepada Dika yang sedang bermain dengan dua orang anak laki -- laki kembar yang berlari  kesana kemari. Mimpi itu sangat menghantui dan tampak sekali seolah-olah itu nyata. 

Bagaimana mungkin  Arumi bisa bermimpi suaminya bersama dengan wanita lain dengan dua anak kecil lucu bersama mereka? Harusnya Arumi kan yang berada disana? Bukan wanita itu! Tuhan, melihat ini sungguh sangat menyakitkan. Tak cukupkah engkau memberi Arumi kecacatan dengan tidak bisa memiliki keturunan? Dunia nyata sudah cukup menguras tenaga dan air mata. Lalu, sekarang di alam bawah sadarpun aku masih penuh dengan ujian? Seberapa hebat hadiah yang akan engkau siapkan untuk Arumi di masa depan?

Dada Arumi terasa begitu  sesak tiap mengingat mimpi itu. Terlalu menganggu! Lingkaran hitam bawah matanya bahkan sudah tampak sekali sangat mengerikan. Tubuhnya berangsur -- angsur menjadi kurus. 

Bagaimana tidak kurus, setiap kali selalu terbayang kilasan mimpi itu! Tidurpun Arumi semakin ketakutan. Setiap kali memejamkan mata, Mimpi Wanita itu datang kembali mengancurkan istirahatnya. 

Sangat terganggu hingga terbersit sebuah pemikiran, bahwa mungkin saja  wanita itu akan mengambil peranan penting dalam perjalanan hidupnya? Tampak menyakitkan sekaligus membuat penasaran. 

Ini baru dua bulan Tuhan mengujinya dengan sangat kejam dengan kecelakaan yang membuatnya kehilangan segalanya bagi perempuan. Pagi yang cerah hari itu, menjadi sangat kelam dan menorehkan catatan penting dalam garis kehidupan Arumi.

Seperti biasanya, Arumi berangkat dengan motor beat kesayangannya untuk mengajar di salah satu sekolah SMP di kotanya yang hanya berjarak sepuluh menit dari rumah. Hari -- harinya yang biasa sebagai seorang guru Bahasa Indonesia.

Kejadian itu begitu cepat, Arumi tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Yang Arumi ingat, ia sudah berada dirumah sakit dengan infus yang menancap ditangannya. Matanya sangat berat, tidak mampu membuka. Samar ia mendengar Dokter berbicara dengan Dika, Suaminya

"Pak Dika, Sebelumnya saya minta maaf, Sebagai Dokter saya ingin menyampaikan kabar buruk tentang istri anda" Dokter itu mengatakannya dengan suara yang sarat akan keprihatinan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun