Mohon tunggu...
Shinbenuna
Shinbenuna Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Mengosongkan isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Roman

I Need Romance (1)

15 April 2024   18:03 Diperbarui: 15 April 2024   18:35 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia yang penuh luka, Dia yang penuh derita, Dia yang teraniaya...."

Tidak ada yang memahami dan tahu jalan nasib seseorang, termasuk Naira Rania. Hidupnya yang awalnya baik baik saja, berubah menjadi sangatlah rumit dan sedikit menyiksa. 

Mengeluh? Pantaskah mengeluh? Rasanya memalukan untuk mengeluh. Mungkin diluar sana masih banyak yang lebih menderita? Rasanya memalukan untuk berkata hidupku  terlalu sulit! Rasanya terlalu  Drama jika mengatakan kisahnya adalah kisah terburuk yang dialami manusia. Seberapa sulitnya hidup, seberapa menyiksanya nasib yang diterima, bukannya kita harus kuat dan menghadapinya? Kuat? Sebenarnya tidak!

Ada orang yang menangis saat menyantap makanan

Ada orang yang menangis sambil motoran

Ada yang menangis selagi beribadah

Ada yang menangis saat jauh dari kesepian

Ada yang menangis bahkan saat mata terpejam di penghujung malam. 

Tidak ada yang benar -- benar kuat dalam menghadapi kehidupan. Kita hanya tidak tahu kapan mereka akan menjatuhkan Air Mata.

Semua masalah memang harus dihadapi !!! Lelah? Sudah pasti!. Aira pernah membaca apa yang ditulis Fiersa Besari "Seberat apapun keadaan, jangan menyerah dan tetaplah hidup. Masih banyak makanan enak yang harus kita coba, serial yang harus kita tamatkan dan tempat indah yang harus kita kunjungi". Kata itu yang selalu Aira ingat dalam benaknya dan meyakininya sebagai sebuah kebenaran. Jalani dan hadapi !! tidak ada keluhan atau penyesalan.

**

Hari ini tidak seperti biasanya, langit tampak mendung udara menjadi teramat sangatlah dingin. Namun, ada sedikit pikiran yang mengganggu di kepalanya. Seperti ada sesuatu yang mengganjal dan belum terjawab. Cuaca memang tidaklah bagus hari ini, tapi ada yang sesuatu yang lain. 

Hari ini entah kenapa Aira tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Perasaan apa ini?? Pikiran apa ini? Kenapa mengganggu sekali? tidak ada yang jelas mengenai hal itu. Hanya hari ini terasa sedikit berbeda. Sebuah firasat? Mungkin..??

Jam telah menunjukkan angka 12 siang, ini waktunya untuk istirahat makan siang. Aira dan temannya, Nina bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Pekerjaan hari ini cukup banyak menguras tenaga. Persiapan Audit terlalu banyak menguras tenaga dan pikiran.  Belum lagi firasat yang membuatnya seperti beban.

"Kita makan Nasi  Padang saja ya hari ini?" tawar Nina. Mereka sekarang sedang berjalan beriringan.

"Oke lah, kelihatannya enak juga hari ini makan Nasi Padang." Jawab Aira

Sekarang mereka sedang menikmati makan siang di kantin pabrik dengan diselingi gurauan canda dan tawa. Ya, saat - saat istirahat selepas kerja memang harus dimaanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Satu jam krusial yang harus dimanfaatkan sebaik -- baiknya. Mengisi energi yang cukup untuk menghadapi dunia kerja yang keras. Menjadi salah satu staff Dokumen Control memang bukanlah perkara mudah.

"Nin, entah mengapa hari ini kok perasaan dan pikiranku kacau ya?" Aira menceritakan apa yang mengganjal dalam pikirannya beberapa jam terkahir.

" Kok bisa? Kenapa?" Nina menatapnya dan mendengarkan apa yang sahabatnya katakan itu dengan sungguh -- sungguh.

"Gak tau" Aira menunduk sambil memainkan sendoknya

"Kok gitu? kamu punya masalah?"

"Gak ada sih, kerjaan juga seperti biasanya, Lancar. Terganggu karena Pacar juga tidak mungkin karena gak punya. Dirumah juga gak ada masalah. Tapi sejak bangun tidur tadi kok rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Hingga kerjaku pun gak fokus." Keluh Aira

"Kamu sakit kah?" Tanya Nina 

"Gak kok. Aku sehat -- sehat saja. Kapan hari kan kita ada General check up. Hasilnya gak ada masalah."

"Udahlah, berpikir positif aja. Gak usah dipikirin" Nina menyuruhnya mengabaikannya tapi tetap saja tidak bisa.

Handphone Aira berdering, ada panggilan dari nomor tak dikenal. Aira malas untuk mengangkatnya. Paling -- paling telpon penipuan, atau telpon dari agen Asuransi.

Handphone Aira terus berdering. Ini sudah kali ketiga, dengan nomor yang sama. Ada yang tidak beres, itu sudah pasti. Aira akhirnya mengangkat panggilan tersebut memastikan dugaannya. 

"Hallo" Pria di seberang sana menyapanya dan suaranya terdengar tegas.

"Ya Hallo " jawab Aira

"Dengan Saudara Aira?" Pria memastikan 

"Ya dengan saya sendiri." Perasaan Aira sudah mulai tidak enak mendengar pria itu tahu namanya.

"Kami dari  Kepolisian, ingin  mengabarkan bahwa Saudara Darmawan telah meninggal dunia. Beliau menjadi korban tabrak lari di Jalan Gatot Subroto. Dan kami mencoba menghubugi kontak yang terakhir dihubungi oleh beliau. Mohon dibantu untuk menghubungi keluarganya. Jenazah Beliau ada di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya." Jelas pria di sebrang telpon.

Rentetan kalimat yang melincur dari mulut pria itu membuat mata Aira membulat sempurna. Bagai disambar petir disiang bolong! Menerima kabar duka secara tiba- tiba, siapa yang menyangka, baru tadi pagi Aira menyiapkan makanan untuk ayahnya. Baru tadi pagi Aira mengomel pada ayahnya karena ayahnya menaruh baju kotor sembarangan. Lalu siang ini mendengar kabar ayahnya telah tiada? Siapa percaya? Sungguh!! Apa ini mimpi??

"Apa bapak bercanda? Bapak mau menipu saya?" Aira memastikan sekali lagi, mungkin apa yang didengarnya barusan adalah kesalahan

"Jika ibu adalah keluarga dari korban, silahkan ibu datang untuk melihat dan mengidentifikasinya. Kami tunggu." Pria itu menjelaskannya kembali 

Full cerita bisa dilihat di https://karyakarsa.com/titiriadi/gratis-502025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun