"Kamu sakit kah?" Tanya NinaÂ
"Gak kok. Aku sehat -- sehat saja. Kapan hari kan kita ada General check up. Hasilnya gak ada masalah."
"Udahlah, berpikir positif aja. Gak usah dipikirin" Nina menyuruhnya mengabaikannya tapi tetap saja tidak bisa.
Handphone Aira berdering, ada panggilan dari nomor tak dikenal. Aira malas untuk mengangkatnya. Paling -- paling telpon penipuan, atau telpon dari agen Asuransi.
Handphone Aira terus berdering. Ini sudah kali ketiga, dengan nomor yang sama. Ada yang tidak beres, itu sudah pasti. Aira akhirnya mengangkat panggilan tersebut memastikan dugaannya.Â
"Hallo" Pria di seberang sana menyapanya dan suaranya terdengar tegas.
"Ya Hallo " jawab Aira
"Dengan Saudara Aira?" Pria memastikanÂ
"Ya dengan saya sendiri." Perasaan Aira sudah mulai tidak enak mendengar pria itu tahu namanya.
"Kami dari  Kepolisian, ingin  mengabarkan bahwa Saudara Darmawan telah meninggal dunia. Beliau menjadi korban tabrak lari di Jalan Gatot Subroto. Dan kami mencoba menghubugi kontak yang terakhir dihubungi oleh beliau. Mohon dibantu untuk menghubungi keluarganya. Jenazah Beliau ada di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya." Jelas pria di sebrang telpon.
Rentetan kalimat yang melincur dari mulut pria itu membuat mata Aira membulat sempurna. Bagai disambar petir disiang bolong! Menerima kabar duka secara tiba- tiba, siapa yang menyangka, baru tadi pagi Aira menyiapkan makanan untuk ayahnya. Baru tadi pagi Aira mengomel pada ayahnya karena ayahnya menaruh baju kotor sembarangan. Lalu siang ini mendengar kabar ayahnya telah tiada? Siapa percaya? Sungguh!! Apa ini mimpi??