Mohon tunggu...
Dwi DantyAisyah
Dwi DantyAisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hello im Dwi Danty Aisyah, i students in Maulana Malik Ibrahim Malang Islamic University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Betawi Pribumi Jakarta

10 November 2022   21:51 Diperbarui: 10 November 2022   22:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki ragam suku yang melimpah salah satu suku nya adalah suku Betawi. Suku yang mayoritas penduduknya bertempat tinggal di Jakarta ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, selain kuliner tradisionalnya yang lezat suku Betawi juga terkenal dengan ragam budayanya yang unik dan masih terjaga hingga sekarang.

Berikut ini adalah ragam budaya dan tradisi suku Betawi.


Pertama ondel-ondel, ondel-ondel merupakan boneka raksasa khas Betawi boneka ini sering dijadikan sebagai bentuk pertunjukan yang ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat Betawi boneka yang terbuat dari anyaman bambu ini biasanya dicat warna merah dan biru pada bagian wajahnya merah melambangkan ondel-ondel perempuan dan biru melambangkan ondel-ondel laki-laki. 

Kedua, Tanjidor untuk menampilkan pertunjukan ondel-ondel tidak lengkap jika tidak menggunakan pengiring musik salah satu pengiring musik ondel-ondel adalah Tanjidor. Tanjidor merupakan orkes khas Betawi yang juga digunakan untuk pesta rakyat dan pengantar pengantin ada beberapa instrumen dalam orkes Tanjidor diantaranya adalah klarinet, drum, saxophone, tenor, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Ketiga, lenong merupakan kesenian teater tradisional khas Betawi jumlah pemain ini tidak lebih dari 10 orang dan menggunakan dialog bahasa Betawi saat pertunjukkan pemain lenong ini sesekali adu pantun sehingga menambah keseruan jalan ceritanya berbeda dengan ondel-ondel teater yang penuh dengan lelucon ini menggunakan gambang kromong sebagai iringan musiknya.

Keempat, silat Beksi. Seni bela diri tradisional khas Betawi adalah silat Beksi ini pertama kali dikembangkan oleh masyarakat di daerah Kampung Dadap, Kecamatan Kosambi, Tangerang. Baju yang digunakan oleh pesilat ini disebut pangsi yaitu baju longgar khas Betawi yang dipadukan dengan celana mengatur diatas mata kaki kain sarung kotak-kotak yang disematkan di leher dan peci hitam atau merah biasanya pesilat juga menambahkan atribut seperti sabuk hijau, cincin batu akik, sendal kulit, dan sebilah golok di bagian pinggang.


Kelima, Tari Cokek. Tari Cokek merupakan sebuah tari tradisional dari budaya Betawi tempo doeloe gerakan tari ini yaitu tangan yang gemulai dan pinggul yang bergoyang seirama. Tak jarang juga penari memainkan selendangnya yang semakin membuat para penonton terpesona karena keanggunannya sama seperti lenong, Tari Cokek juga menggunakan gambang kromong sebagai iringan musiknya.


Betawi Mutiara yang terpendam.

Bicara soal Betawi, banyak sekali pertanyaan yang muncul dan membutuhkan jawaban diantaranya. Siapakah nenek moyang suku Betawi? Kenapa di Suku Betawi tidak ada istilah kepala suku, raja, atau Sultan? Benarkah suku Betawi bukanlah Penduduk asli kota Jakarta? banyak sekali kajian dan penelitian tentang pertanyaan tersebut dari banyaknya pendapat tentang muasal suku Betawi ada dua pendapat yang saling bersilangan yaitu pendapat sejarawan Australia yang bernama lens cashless dengan Ridwan Saidi.

Kisah ini dimulai pada tahun 1967, pagi itu sebuah majalah baru saja terbit majalah Indonesia terbitan Cornell University Amerika Serikat itu memuat sebuah jurnal yang berjudul di etnik Profile of Jakarta penulis jurnal itu bernama one cashless. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun