Mohon tunggu...
Dwi Diah Fadilah
Dwi Diah Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

17 Desember 2024   20:10 Diperbarui: 17 Desember 2024   20:10 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelayanan dalam sekolah inklusi mencakup:

  • Kurikulum Akomodatif

Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan siswa, termasuk ABK, agar semua peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan mereka.

  • Lingkungan Belajar Ramah

Sekolah inklusi menciptakan suasana yang mendukung perkembangan sosial, emosional, dan akademik siswa.

  • Peran Guru

Guru bertindak sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan individu siswa dan membuat modifikasi dalam proses pembelajaran.

  • Kegiatan Bersama

Semua siswa terlibat dalam aktivitas kelas maupun ekstrakurikuler, menciptakan ruang untuk interaksi sosial yang sehat.

Masalah-Masalah Sekolah Inklusi

Pelaksanaan pendidikan inklusi tidak terlepas dari berbagai kendala:

  • Kurangnya Kompetensi Guru, banyak guru merasa kurang terlatih dalam menangani ABK.
  • Keterbatasan Fasilitas, sekolah sering kekurangan alat bantu seperti ramp untuk anak tuna daksa, buku braille untuk tuna netra, atau alat bantu dengar untuk tuna rungu.
  • Kolaborasi Guru yang Terbatas, guru reguler dan guru pendamping terkadang kurang sinkron dalam mengembangkan metode pembelajaran inklusi.
  • Modifikasi Kurikulum, membuat kurikulum yang fleksibel untuk semua siswa sering menjadi tantangan yang memakan waktu dan tenaga.
  • Kurangnya Kesadaran Orang Tua dan Masyarakat, banyak orang tua masih ragu memasukkan anak ke sekolah inklusi karena khawatir akan diskriminasi, sementara masyarakat belum sepenuhnya menerima keberadaan ABK.

Perbandingan Sekolah Inklusif dan Eksklusif

Sekolah inklusif bertujuan menciptakan ruang belajar yang ramah untuk semua siswa, termasuk ABK, dengan fokus pada keberagaman. Sebaliknya, sekolah eksklusif seperti SLB hanya melayani ABK secara terpisah, yang meskipun dapat lebih fokus pada kebutuhan khusus siswa, sering membatasi interaksi sosial mereka dengan masyarakat luas. Ciri khas sekolah inklusi adalah adaptasi kurikulum dan suasana yang mendorong partisipasi aktif semua siswa. Sedangkan sekolah eksklusif cenderung membatasi kurikulum pada standar tertentu tanpa mempertimbangkan keberagaman siswa.

Pendidikan inklusi adalah langkah strategis untuk menciptakan sistem pendidikan yang adil, merata, dan menghargai perbedaan. Selain memberikan kesempatan belajar yang setara bagi ABK, pendidikan inklusi mendukung pembentukan masyarakat yang toleran dan peduli terhadap keberagaman. Meskipun tantangan seperti keterbatasan sarana, kurangnya pelatihan guru, dan minimnya kesadaran masyarakat masih menjadi kendala, pendidikan inklusi menawarkan manfaat signifikan bagi sekolah, guru, siswa reguler, maupun ABK. Pendidikan inklusi perlu terus didukung dengan kebijakan yang jelas, pelatihan guru yang memadai, dan fasilitas yang lengkap, untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak mereka untuk belajar dan berkembang dalam lingkungan yang mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun