Mohon tunggu...
Dwi Diah Fadilah
Dwi Diah Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

15 Desember 2024   22:45 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:45 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak, termasuk mereka yang tergolong Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). ABK memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari anak-anak pada umumnya, baik secara fisik, mental, emosional, sosial, maupun intelektual. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sistem pendidikan yang inklusif menjadi solusi utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil dan suportif bagi ABK.

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memerlukan layanan pendidikan, terapi, dan dukungan sosial khusus agar mereka dapat mengoptimalkan potensinya. Definisi ini mencakup anak-anak dengan keterbatasan fisik, mental, maupun emosional, serta mereka yang memiliki kemampuan luar biasa yang melampaui rata-rata.
Menurut beberapa ahli:

  • Ilahi (2013): ABK adalah anak dengan kebutuhan khusus yang bersifat sementara atau permanen akibat penyimpangan dalam perkembangan fisik, mental, atau emosional mereka.
  • Heward (2006): ABK adalah anak dengan karakteristik unik yang memerlukan layanan berbeda dari anak lainnya untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik.

Secara sederhana, ABK adalah anak-anak yang memerlukan pendekatan dan layanan tambahan agar dapat berkembang secara optimal.

Jenis-Jenis Ketunaan Pada Anak Berkebutuhan Khusus
ABK dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis ketunaan mereka, yang meliputi:

  • Tunanetra (Gangguan Penglihatan)

Tunanetra adalah ketidakmampuan melihat secara total atau sebagian. Penyebabnya meliputi faktor genetik, gangguan kehamilan (infeksi rubella, toxoplasmosis), komplikasi saat kelahiran, atau kecelakaan pasca-lahir. Anak tunanetra memerlukan dukungan khusus seperti penggunaan huruf Braille dan alat bantu lainnya.

  • Tunarungu (Gangguan Pendengaran)

Tunarungu merujuk pada kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya. Penyebabnya termasuk faktor genetik, infeksi rubella pada ibu, keracunan saat kehamilan, atau infeksi telinga tengah. Anak tunarungu memerlukan alat bantu dengar dan pendekatan komunikasi khusus, seperti bahasa isyarat.

  • Tunagrahita (Keterbelakangan Mental)

Tunagrahita adalah keterlambatan perkembangan intelektual yang berdampak pada kemampuan belajar dan adaptasi sosial. Penyebabnya meliputi faktor genetik (kelainan kromosom seperti sindrom Down), malnutrisi pada ibu, atau paparan zat berbahaya selama kehamilan.

  • Tunadaksa (Gangguan Fisik)

Tunadaksa adalah gangguan fungsi motorik akibat kerusakan saraf atau otot. Penyebabnya bisa terjadi sebelum lahir (infeksi atau kecelakaan pada ibu), saat kelahiran (kekurangan oksigen), atau setelah lahir (kecelakaan atau infeksi).

  • Tunalaras (Gangguan Emosional dan Perilaku)

Tunalaras merujuk pada gangguan pengendalian emosi dan perilaku yang menghambat interaksi sosial. Penyebabnya meliputi disfungsi kelenjar endokrin, konflik keluarga, atau pengaruh negatif dari lingkungan sosial.

Membantu Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendekatan holistik diperlukan untuk mendukung perkembangan ABK, melibatkan kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun