Mohon tunggu...
Dwi Cahyani Astriyana Putri
Dwi Cahyani Astriyana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Gizi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Hallo semuanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sampah Plastik? No Way! Playen 1 Pilih Ecobrick

9 September 2024   23:30 Diperbarui: 11 September 2024   12:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumentasi pribadi: Sosialisasi ecobrick RT 3
Dokumentasi pribadi: Sosialisasi ecobrick RT 3
Dokumentasi pribadi: Sosialisasi ecobrick RT 1 dan 2
Dokumentasi pribadi: Sosialisasi ecobrick RT 1 dan 2
Sampah plastik? Bukan lagi masalah bagi warga Playen 1! Lewat program ecobrick yang digagas oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Kelompok 8 dari Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, kami tidak hanya mengurangi jumlah sampah plastik, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai, kami berharap bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk turut serta dalam menjaga lingkungan.

Ibu-ibu Dasawisma dan anak-anak menjadi sasaran utama dalam program edukasi dan praktik pembuatan ecobrick. Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi kepada ibu-ibu Dasawisma yang melibatkan 15 orang dari RT 3 dan 9 orang dari RT 1 dan RT 2, pada hari Minggu, (18/8/24), dari pukul 15.30 hingga 17.00. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai konsep ecobrick, manfaatnya, serta langkah-langkah pembuatannya. Dalam sesi ini, ibu-ibu Dasawisma diajak untuk berdiskusi mengenai pentingnya pengurangan sampah plastik di rumah tangga dan bagaimana mengubah sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna dan tidak merusak lingkungan.

Antusiasme ibu-ibu Dasawisma dalam mengelola sampah plastik sangat tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan. Ibu Wati, misalnya, penasaran, "Apakah semua jenis sampah bisa dijadikan ecobrick?" Pertanyaan ini menunjukkan keinginan mereka untuk benar-benar memahami konsep ecobrick. Tim KKN menjelaskan bahwa hanya sampah plastik dan botol plastik yang bisa digunakan. Lebih dari itu, para ibu juga peduli dengan dampak jangka panjangnya, bertanya tentang manfaat ecobrick bagi lingkungan. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga langsung mempraktikkan cara membuat ecobrick, mengisi botol-botol plastik dengan sampah yang telah dipilah. Setiap botol yang terisi padat menjadi seperti 'batu bata' yang bisa digunakan untuk membuat berbagai barang, seperti tempat sampah. Partisipasi aktif dan pertanyaan mendalam mereka membuktikan komitmen mereka untuk mencari solusi nyata bagi masalah sampah plastik di lingkungan sekitar.

Dokumentasi pribadi: Ecobrick bersama anak-anak
Dokumentasi pribadi: Ecobrick bersama anak-anak

Bagian kedua dari program ini melibatkan produksi ecobrick bersama anak-anak di Padukuhan Playen 1. Berbeda dengan sesi sosialisasi yang terjadwal untuk ibu-ibu Dasawisma, kegiatan pembuatan ecobrick bersama anak-anak dilakukan dengan jadwal yang lebih fleksibel. Aktivitas ini diadakan setiap kali anak-anak datang bermain atau berkunjung ke posko KKN. Dalam suasana yang menyenangkan dan santai, anak-anak belajar cara membuat ecobrick sembari bersenang-senang. Kami bersama anak-anak mengumpulkan sampah plastik ringan seperti bungkus makanan, kantong plastik, dan sedotan dari rumah kerumah, kemudian memasukkannya ke dalam botol plastik bekas, yang sebelumnya sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah, tetapi juga membuat mereka merasa terlibat dalam upaya melestarikan lingkungan.

Program "Sampah Plastik? No Way! Playen 1 Pilih Ecobrick!" diharapkan menjadi langkah nyata dalam mengurangi sampah plastik di lingkungan. Dengan melibatkan ibu-ibu Dasawisma dan anak-anak secara aktif, program ini tidak hanya memberikan edukasi tetapi juga menanamkan nilai dan kebiasaan peduli lingkungan yang berkelanjutan dalam masyarakat. Ecobrick yang diproduksi melalui program ini akan dibentuk menjadi tempat sampah, yang nantinya akan digunakan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.

Dokumentasi pribadi: Ecobrick dalam bentuk tempat sampah
Dokumentasi pribadi: Ecobrick dalam bentuk tempat sampah

Dokumentasi pribadi: Ecobrick dalam bentuk tempat sampah
Dokumentasi pribadi: Ecobrick dalam bentuk tempat sampah

Dokumentasi pribadi: Ecobrick dalam bentuk tempat sampah
Dokumentasi pribadi: Ecobrick dalam bentuk tempat sampah
Secara keseluruhan, kegiatan ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kesadaran lingkungan dan pelaksanaan pengelolaan sampah plastik di Padukuhan Playen 1. Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Kelompok 8 dari Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta berharap bahwa program ini tidak hanya dapat berlanjut, tetapi juga menjadi contoh yang menginspirasi desa-desa lain untuk mengadopsi konsep ecobrick sebagai solusi untuk mengurangi sampah plastik di wilayah mereka.

Hasil akhir dari produksi ecobrick, yaitu tempat sampah, akan diserahkan pada hari Rabu, (11/9/24), melalui perwakilan Bapak Dukuh Playen 1 (Suharjono) dan akan ditempatkan di Masjid Al-Islam. Dengan demikian, ecobrick ini akan dimanfaatkan secara praktis di fasilitas umum untuk mendukung pengelolaan sampah di komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun